Lihat ke Halaman Asli

tirto

Kuliah

11 Menit Mencekik di Kanjuruhan

Diperbarui: 9 Oktober 2022   14:47

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kanjuruhan, sepakbola seharusnya tidak memakan nyawa. Ratusan nyawa melayang setelah pertandingan derby jatim Sabtu, 1 Oktober 2022.

Wasit meniup peluit tanda pertandingan berakhir dengan kemenangan Persebaya atas Arema. Kekalahan pertama dalam 23 tahun belakangan, di kandang sendiri.

Melihat kekalahan tersebut, Aremania bernyanyi dengan nada menyemangati atau mengkritik.  

Meski peluit tanda pertandingan berakhir telah ditiup para pemain Arema tak langsung beranjak. Mereka masih di dalam lapangan, termasuk pemain cadangan dan official team. Mereka berkumpul, menghadap ke arah penonton sambil menampakkan gestur minta maaf.

Didasari dengan rasa kecewa, 1-2 penonton turun ke lapangan memberikan pelukan. Tapi polisi datang menghalau para penonton dan melakukan tindakan represif, ditarik bajunya, hingga dipukul.

Tak menyangka, berawal dari pelukan hangat menjadi 11 menit yang mencekik di Kanjuruhan.

Melihat tindakan represif itu, ratusan penonton ikut turun, melompat pagar pembatas tribun untuk menolong rekannya yang terluka.

Ratusan penonton berhamburan di tengah lapangan.

Dua menit setelah itu, pemain Arema digiring keluar lapangan.

Tiga aparat berloreng hijau mengeroyok seorang suporter. Kejar-mengejar terjadi antara aparat dengan suporter.

Sebagian dari mereka melempar apapun yang bisa dilempar ke arah aparat keamanan.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline