Lihat ke Halaman Asli

William Henry

Pelajar Kolese Kanisius

Perbedaan Akar dari Perpecahan atau Persatuan?

Diperbarui: 18 November 2024   19:07

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Toleransi merupakan hal penting yang harus diterapkan di kehidupan sehari hari. Toleransi sangatlah penting terutama bagi kami masyarakat Indonesia yang memiliki perbedaan mulai dari ras, suku, agama, budaya, dll. Toleransi sendiri memiliki arti saling menghormati dan menghargai sesama terkait keyakinan yang dimiliki oleh orang lain. Toleransi perlu diterapkan terutama bagi generasi muda, dan salah satu sarana untuk menerapkan serta belajar terkait toleransi adalah sekolah. Ekskursi kultural menjadi salah satu cara untuk kita membangun toleransi antar manusia yang berbeda satu dengan lainnya.

Kegiatan ekskursi dapat dikatakan merupakan pembelajaran diluar tempat biasanya atau pembelajaran diluar kelas. Pengalaman ekskursi ini merupakan pengalaman dimana saya sebagai murid sekolah Kolese Kanisius Jakarta melakukan ekskursi kultural ke pondok pesantren di Al ittifaq Rancabali, Bandung, Ciwidey. Saya menyadari akan perbedaan serta keunikan masing masing diri kita. Manusia diciptakan berbeda beda serta memiliki keunikannya masing masing. Pada ekskursi ini perbedaan itu sendiri lah yang menyatukan dan mendekatkan diri kita sesama manusia atau dapat dikatakan sesama warga negara Indonesia yang berbeda dan unik.

Kegiatan mengenal satu dengan yang lain merupakan hal yang sangat baik. Menurut ajaran agama katolik, Gereja percaya bahwa diluar Gereja Katolik ada tentunya kebenaran dan keselamatan. Terutama di Indonesia, negara yang memiliki keberagaman dan kebudayaan yang luas. Menurut data nasional atau Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia memiliki persentase umat muslim sebesar 87-88%, umat kristiani sebesar 10-11%, umat hindu sebesar 1.5-2%, Buddha sebesar 0,2-0,5%, khonghucu sebesar 0,1%, kepercayaan lainnya sebesar 0,1-0,2%. Tentu kita harus menghargai dan mau untuk menghormati mereka yang berbeda kepercayaan dari diri kita sendiri.

Pertukaran budaya serta pertukaran kultural di pondok pesantren menjadi suatu hal yang sangat menarik dan tentunya mengubah hidup. Dimulai dari sambutan yang hangat disaat kami sampai di tempat tujuan hingga aktivitas yang mengantarkan kami ke kehidupan yang mereka alami setiap harinya. Pelajaran apa yang dapat didapat? Nilai kebersamaan, saling menghargai walau berbeda, sikap saling menghormati menjadi hal hal yang saya dapat sehingga membuat acara ini begitu mendalam dan meresap. Kegiatan kegiatan seperti menanam tanaman, panen sayuran, mengaji bersama, dll tentu menjadi sebuah cara kita untuk belajar dan berbaur dengan kehidupan lain yang tidak biasa kita temui di kehidupan sehari hari. Suasana suasana baru seperti memasuki tempat ibadah umat yang berbeda juga menjadi bentuk adanya pertukaran, hal hal ini membuat kami semakin memahami dan mau untuk mengerti serta menghargai mereka yang berbeda.

Menurut saya sendiri sebuah cara mendekatkan kita dengan mereka yang berbeda dapat dilakukan dengan banyak cara. Tentu tidaklah mudah bagi beberapa orang, tetapi dengan keinginan diri kita untuk berubah dan mau mengenal tidak ada hal yang sulit dan menutupi. Keinginan untuk bertoleransi dan mengenal semua dimulai oleh diri kami masing masing. Tidak ada hal yang salah dalam mau untuk mengenal sesama yang hidup berdampingan dengan diri kita masing masing, melainkan kita sendiri itu harus untuk mau menghargai dan menghormati mereka yang ada di sekitar, tidak lah egois, dan mau untuk peduli dengan sesama kita.

Seperti perkataan "tak kenal maka tak sayang" sikap toleransi di hidup ini menurut saya sama halnya seperti perkataan tersebut. Kita sebagai orang yang berbeda harus saling mengerti dan memahami sesama manusia yang mungkin berbeda. Seberapa besar perbedaan itu kita harus mencoba mengetahui dan mengenalnya. Mengenal dan mengetahui menjadi sebuah cara untuk kita menjadi dekat dan mengetahui sesama kita yang berbeda. Perbedaan inilah menjadi sebuah cara untuk kita menjadi dekat dan menjadi saling bertoleransi terutama di dunia ini dimana kami berbeda satu dengan lainnya.

Sama pula seperti peribahasa "Jangan menilai Buku dari luarnya" kehidupan ini dikalangan orang berbeda juga harus seperti itu. Kita sebagai manusia yang hidup diantara umat lain tidak boleh saling menilai satu dengan lainnya dengan menutup sebelah mata dan menilai dengan apa yang kita lihat. Kita harus mengetahui isinya dan kita harus saling mengerti dan memahami untuk menjadi lebih dekat. Sama seperti kegiatan ekskursi ini yang membuka mata dan pikiran kita, kita harus mau mengerti dan belajar untuk memahami satu dengan yang lain sehingga membentuk lingkungan dimana kita bertoleransi dan mau untuk menghargai dan menghormati.

Perbedaan yang ada di antara kita harus dijadikan sarana untuk kita menjadi lebih dekat dan mau untuk bersatu. Masih banyak orang diluar sana yang menggunakan perbedaan sebagai cara untuk memecah belah serta untuk menjauhkan kita satu dengan lainnya. Kita sebagai warga indonesia yang memiliki berbeda suku, ras, agama, dan budaya harus mau untuk memahami, mengerti, menghargai, menghormati, bertoleransi antar warga sehingga tercipta lingkungan yang lebih indah. Banyak cara untuk mendekatkan diri dan menjalin hubungan antara satu dengan lainnya. Salah satu contohnya merupakan ekskursi kultural dimana kami belajar. Tetapi terlepas dari itu banyak sekali aspek kehidupan yang dapat mendekatkan kita dan dimana kita ingin berjuang untuk mendekatkan diri tentunya hasil tersebut dapat tercapai.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline