Lihat ke Halaman Asli

Prabowo, Perlukah Mengerahkan Massa?

Diperbarui: 18 Juni 2015   04:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pemilu 2014 merupakan pemilu yang paling kacau dalam sejarah perhelatan demokrasi di indonesia. “Permainan” keras langsung terjadi sejak awal karena hanya ada 2 pasangan capres-cawapres. Yang artinya pilpres hanya berlangsung 1 putaran. Alotnya persaingan ke 2 pasangan capres cawapres sampai melibatkan hampir seluruh masyarakat Indonesia. Indonesia pun serasa terbagi menjadi 2 kelompok.

Ketika masa kampanye capres, kita banyak di suguhkan berbagai kampanye hitam. Dan yang paling sering menjadi korban adalah kubu no 2. Ketika kubu no 2 di serang maka pendukung setianya pasti langsung menuduh bahwa pelakunya dari kelompok no 1. Begitu juga sebaliknya, hal ini sangat mudah di susupin oleh orang yang ingin memetik keuntungan dari pertengkaran kedua kelompok ini.

Bahkan ketika pemilu sudah selesai pun, pihak no 2 sebagai pemenang versiKPU masih juga mendapatkan berbagai macam tuduhan tanpa disertai bukti jelas. Di lain pihak, kubu no 1 malah banyak melakukan maneuver-manuver aneh yang dapat membuat simpati publik menurun. Dari sini kita bisa melihat ada upaya yang TSM (terstruktur,sistematis dan massif) untuk memecah belah dan menghancurkan keduacapres. Kuat dugaan pelakunya melibatkan orang-orang dalam yang berada di sekitar kedua capres terutama capres no 1. Tetapi dengan lihai mereka menyembunyikannyadengan cara menyebarkan isu kecurangan pilpres.

Untuk kubu no 1 puncaknya mungkin adalah rencana pengerahan masa, apakah ini murni ide dari prabowo sendiri atau dari tim suksesnya.Jika dari prabowo sendiri, maka cerdas yang selalu jadi icon penting dalam setiap kampanyenya patut di pertanyakan. Tetapi jika dari tim suksesnya, makanya prabowo harus mempertimbangkanya kembali.

Kenapa? Karena ketika anda menanyakan ke orang indonesia umumnya tentang  Prabowo Subianto, mereka pasti akan menyebutkan salah 1 kemungkinan berikut: Capres, mantan danjen kopasus/ pangkostrad , menantu soeharto, atau juga pelanggaran HAM dan dalang kerusuhan mei 98. Untuk 2 palingterakhir mungkin beliau sendiri sudah mengklarifikasi berkali-kali bahwa dia hanya kambing hitam. Sebagian orang mungkin percaya sebagian lagi tidak, jadi kasus ini masih ada zona abu-abu.Dengan rekam jejak seperti itu jika prabowo menggerakan massa dalam jumlah besar lagi, hanya akan memberikan dejavu kepada sebagian besar orang.apalagi kalau sampai di susupin provokator dan berubah menjadi kerusuhan.

“Tamat” mungkin itu kata yang cocok untuk Prabowo jika sampai ada kerusuhan. Secara tidak langsung dia mengakui bahwa dialah dalang utama kerusuhan mei 98. Walaupun sebenarnya belum tentu demikian. Padahal dalam setiap klarifikasi prabowo soal keterlibatannya di mei 98, dia selalu menyebut ada orang lain walaupun tanpa kejelasan siapa mereka. Dan sekarang mungkin momen yang pas bagi orang-orang yang terlibat dalam kerusuhan tersebut untuk “cuci tangan” dengan menumbalkan prabowo.Melalui massa yang di kerahkan olehnya.

Semoga prabowo bisa lebih hati-hati dan bijak dalam menyikapi hal ini. Dan menunjukan bahwa IQnya 152 bukan hanya hasil markup semata. Beliau bisa menjadi Danjen kopasus / pangkostrad berdasarkan kemampuan dan prestasinya sendiri bukan karena dia menantu presiden. serta dia bukan kucing untuk di tumbalkan melainkan macan yang siap menerkam lawan-lawannya .

Dan buatseluruh rakyat Indonesia, kini saatnya kita semua bersatu, jangan mau di pecah belah oleh oknum-oknum tertentu yang mencoba mencari keuntungan dari kisruh Pilpres. Siapapun presiden terpilih harus di dukung dan dikawal terus. Agar program dan kebijakanya benar benar murni untuk kesejahteraan rakyat .




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline