Di suatu pagi yang cerah di SD Negeri 115463 Sukajadi, suasana kelas terlihat berbeda dari biasanya. Anak-anak duduk dengan penuh antusias, masing-masing memegang sebuah bingkisan istimewa. Wajah-wajah mereka berseri-seri saat masing-masing membuka bingkisan hadiah dari teman-teman mereka di Deoksan Elementary School, Korea Selatan serta beberapa souvenir dari Museum Nasional Korea Selatan. Ada alat tulis berwarna cerah, penghapus yang harum, beberapa bungkus permen hingga souvenir yang memperkenalkan budaya permainan Negeri Ginseng. Rasa penasaran dan kegembiraan memenuhi ruangan.
Seorang anak dengan penuh semangat bertanya kepada gurunya, "Miss, ini dari mana? Kenapa mereka kirim untuk kita?" Sang guru tersenyum penuh kebanggaan dan menjawab, "Ini hadiah dari teman-teman kita di Korea Selatan. Mereka ingin kalian mengenal budaya mereka dan tahu bahwa kalian juga istimewa. Buktinya mereka juga mengirimkan sebuah surat untuk kalian masing-masing. Kita usahakan untuk balas suratnya beberapa waktu ke depan ya nak."
Namun, ini bukan sekadar pemberian bingkisan biasa dan juga bukan yang pertama. Masyaallah, hampir setiap tahun Ms. Rafika Azmi bertukar bingkisan kepada teman-teman muridnya di Korea Selatan. Momen ini adalah hasil dari sebuah inisiatif luar biasa dari istri saya, seorang guru hebat yang telah menjadikan pendidikan sebagai alat untuk menjembatani jarak, memperluas wawasan, dan memperkuat jiwa anak-anak Indonesia.
Hari itu, anak-anak tidak hanya belajar tentang budaya asing, tetapi juga merasakan kasih sayang dari seseorang yang, meskipun jauh, peduli dengan mereka. Ini adalah bukti nyata bahwa pendidikan adalah jembatan dan jendela dunia. Jembatan yang tidak hanya menghubungkan ilmu pengetahuan tetapi juga hati dan harapan. Jendela dunia yang membuka cakrawala pemikiran dan motivasi anak-anak sekolah dasar untuk bercita-cita menjelajahi dunia.
Guru Hebat: Melampaui Batas Kelas dan Negara
Istri saya, seorang guru mata pelajaran Bahasa Inggris di SD Negeri 115463 Sukajadi Desa Pulo Dogom, Kecamatan Kualuh Hulu, Kabupaten Labuhanbatu Utara, Sumatera Utara adalah sosok yang selalu memandang pendidikan sebagai sesuatu yang lebih dari sekadar transfer ilmu.
Baginya, pendidikan adalah perjalanan untuk membuka cakrawala baru bagi anak-anak didiknya, mengajari mereka untuk bermimpi lebih besar, dan menunjukkan bahwa dunia ini penuh peluang.
Ia memulai perjalanan ini dengan ide sederhana: menggunakan teknologi untuk mengajarkan dasar-dasar Bahasa Inggris dan memperkenalkan budaya asing kepada murid-muridnya. Berbekal pengalaman dari pelatihan daring yang pernah ia ikuti, ia mulai menjalin koneksi dengan beberapa lembaga internasional dan sekolah-sekolah di Luar Negeri.
Hasilnya, berbagai program pembelajaran Bahasa Inggris dan pertukaran budaya virtual pun tercipta, di mana murid-murid di Pulo Dogom dapat berkomunikasi langsung dengan anak-anak seusia mereka di Korea Selatan melalui video conference sambil mengasah kemampuan Bahasa Inggris mereka.