Lihat ke Halaman Asli

Rifan Eka Putra Nasution

Sebaik-baiknya manusia adalah yang bermanfaat bagi yang lain

Dari Kantor ke Rumah Dampaknya Terhadap Polusi dan Kesehatan

Diperbarui: 26 Agustus 2023   00:20

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Work From Home (Sumber: Photo by Ivan Samkov)

Di tengah lautan informasi dan perubahan yang terjadi seiring berjalannya waktu, satu perubahan besar yang mengambil tempat secara diam-diam adalah transisi dari kantor ke rumah. Era Work From Home (WFH) yang diakibatkan oleh perubahan global ini telah mengubah hampir semua aspek hidup kita, dari cara kita bekerja hingga bagaimana kita menghirup udara.

Pertanyaan yang muncul adalah apakah WFH, selain membawa kenyamanan dalam beradaptasi dengan suasana baru, juga menjadi solusi untuk mengurangi polusi udara yang telah menghantuiku kesehatan masyarakat di perkotaan? Apakah kita menukar satu masalah dengan yang lainnya, atau apakah WFH adalah jalan menuju masa depan yang lebih bersih dan sehat?


Sebelum kita menyimpulkan jawaban atas pertanyaan ini, kita harus memahami bahwa polusi udara adalah masalah yang tidak hanya berasal dari luar. Polusi udara bukanlah sekadar polusi yang kita lihat di luar jendela, tetapi juga polusi yang dapat menyusup ke dalam dinding rumah kita. Meskipun kita telah meninggalkan kemacetan lalu lintas dan udara kota yang bising di balik, polusi yang tersembunyi dalam rumah dapat menjadi risiko yang lebih besar bagi kesehatan kita.


Namun, tentu ada manfaat yang terkait dengan WFH yang tidak dapat diabaikan. Kita telah melihat penurunan lalu lintas yang signifikan dan penurunan emisi gas buang di perkotaan yang menguntungkan kualitas udara. Apakah ini mengindikasikan bahwa WFH adalah kunci untuk mengurangi polusi udara? Sebelum kita melangkah lebih jauh, kita harus memahami bahwa solusi tunggal untuk polusi udara mungkin tidak pernah ada. Ini adalah perangkap pemikiran yang perlu dihindari.


Jadi, bila kita fokus pada dampak kesehatan, kita menghadapi dilema yang lebih kompleks. Dampak kesehatan dari WFH dan polusi udara adalah dua pertanyaan yang perlu dijawab dengan hati-hati. Mengutip Atul Gawande, "Satu-satunya jalan keluar adalah melalui data yang baik." Dalam hal ini, kita perlu mengandalkan data dan riset ilmiah yang ada untuk membantu merumuskan jawaban yang akurat.

Penting untuk diingat bahwa WFH, sementara mengurangi paparan langsung terhadap polusi udara di luar ruangan, juga membawa dampak kesehatan yang bersifat lebih subtil. Pembatasan aktivitas fisik dan paparan sinar matahari yang berkurang dapat berdampak pada kesejahteraan fisik dan mental kita. Sementara polusi udara dapat menyebabkan efek segera pada saluran pernapasan, dampak WFH pada kesehatan dapat berkembang lebih perlahan, seperti masalah postur tubuh, gangguan tidur, dan penurunan aktivitas fisik.

Ketika kita membahas dampak kesehatan polusi udara, tidak dapat disangkal bahwa paparan jangka panjang dapat berkontribusi pada penyakit serius seperti penyakit jantung, penyakit paru-paru kronis, dan bahkan kanker. Namun, hal ini tidak berarti bahwa dampak kesehatan dari WFH adalah tidak signifikan. Penelitian juga telah menunjukkan bahwa isolasi sosial yang dialami oleh sebagian orang saat WFH dapat mempengaruhi kesejahteraan mental dan emosional mereka, membawa dampak yang mungkin belum sepenuhnya kita pahami.

Kesimpulannya, menghubungkan antara WFH, polusi udara, dan dampak kesehatan adalah seperti mengurai jalinan benang yang rumit. Tidak ada jawaban sederhana. Kita tidak boleh terjebak dalam perangkap pikiran hitam-putih atau mencari solusi ajaib. Seperti dalam praktek medis, kita perlu menggabungkan pemahaman mendalam tentang data dan penelitian dengan kemampuan kita untuk melihat konteks yang lebih luas.

Seiring kita melanjutkan perjalanan ini---dari kantor yang ditinggalkan ke rumah yang menyambut---marilah kita menjawab pertanyaan-pertanyaan ini dengan kerendahan hati dan tekad untuk memahami kompleksitas yang ada. Dengan menyadari bahwa tidak ada jawaban yang absolut, kita dapat membangun pijakan yang lebih kuat untuk menjalani hidup di era baru ini. Melalui penggabungan pemikiran dan tindakan yang berwawasan, kita dapat menciptakan masa depan yang lebih sehat, baik bagi diri kita sendiri maupun lingkungan tempat kita tinggal.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline