Lihat ke Halaman Asli

Kentut Berguna Untuk Penurun Tekanan Darah

Diperbarui: 28 Mei 2018   14:42

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Kentut merupakan gas alami yang dihasilkan oleh manusia, dan merupakan hasil buangan sistem pencernaan, maka dari itu aromanya tidak sedap bahkan bisa membuat orang pingsan. Lantas apa jadinya kalau kentut dimakan dan dijadikan sebagai obat penurun tekanan darah ? 

telusuri: Magang / Internship menurut Hukum Indonesia

Kentut merupakan hal yang sehat dan normal karena mendandakan sistem pencernaan kita dan secara khusus gerakan peristaltik usus sampai anus berjalan dengan baik. Menurut penelitian yang dilakukan oleh para medis di China, kandungan hidrogen silfida yang ada pada kentut memiliki kemampuan untuk membantu mengurangi tekanan darah. 

Penelitian itu masih belum bisa dikatakan benar karena peneliti sendiri masih ragu dengan jumlah yang dibutuhkan untuk mendapatkan manfaat dan belum tentu pasien bersedia makan kentut sebagi cara pengobatannya. Bau kentut memang tidak sedap dan bau itu berasal dari hidrogen sulfida, suatu zat yang sudah terbukti dalam mengontrol tekanan darah pada tikus dalam percobaan di John Hopkins University. 

Seorang Pakar Kesehatan di China mengatakan bahwa mesikipun pengobatan ini adalah pengobatan yang potensial, namun dalam penggunaan (kentut) yang berguna untuk mengobati tekanan darah tinggi masih harus diuji pada manusia dahulu. 

Dan oleh karena itu, banyak sekali lowongan pekerjaan yang menjanjikan pertumbuhan jenjang karir di luar sana. Dan mereka memang meharapkan untuk menjadi salah seorang pegawai tetap ilmuwan tersebut. Dan bahkan mereka juga membuka lowongan Internship Jakarta khusus bagi anak Indonesia.

Berita tentang kentut dapat mengurangi tekanan darah langsung mencuat bahkan sampai diiklankan oleh media China di Google Adwords bahkan di televisi - televisi Nasional.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline