Lihat ke Halaman Asli

Cerita : "Gagalkah Indonesia?" , Mengenang Bung Karno

Diperbarui: 25 Juni 2015   03:43

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ketika Tuhan Menciptakan Indonesia

sumber google.com Suatu hari Tuhan tersenyum puas melihat sebuah planet yang baru saja diciptakan- Nya. Malaikat pun bertanya, "Apa yang baru saja Engkau ciptakan, Tuhan?" "Lihatlah, Aku baru saja menciptakan sebuah planet biru yang bernama Bumi," kata Tuhan sambil menambahkan beberapa awan di atas daerah hutan hujan Amazon. Tuhan melanjutkan, "Ini akan menjadi planet yang luar biasa dari yang pernah Aku ciptakan. Di planet baru ini, segalanya akan terjadi secara seimbang". Lalu Tuhan menjelaskan kepada malaikat tentang Benua Eropa. Di Eropa sebelah utara, Tuhan menciptakan tanah yang penuh peluang dan menyenangkan seperti Inggris, Skotlandia dan Perancis. Tetapi di daerah itu, Tuhan juga menciptakan hawa dingin yang menusuk tulang. Di Eropa bagian selatan, Tuhan menciptakan masyarakat yang agak miskin, seperti Spanyol dan Portugal, tetapi banyak sinar matahari dan hangat serta pemandangan eksotis di Selat Gibraltar. Lalu malaikat menunjuk sebuah kepulauan sambil berseru, "Lalu daerah apakah itu Tuhan?" "O, itu," kata Tuhan, "itu Indonesia. Negara yang sangat kaya dan sangat cantik di planet bumi. Ada jutaan flora dan fauna yang telah Aku ciptakan di sana. Ada jutaan ikan segar di laut yang siap panen. Banyak sinar matahari dan hujan. Penduduknya Ku ciptakan ramah tamah,suka menolong dan berkebudayaan yang beraneka warna. Mereka pekerja keras, siap hidup sederhana dan bersahaja serta mencintai seni." Dengan terheran-heran, malaikat pun protes, "Lho, katanya tadi setiap negara akan diciptakan dengan keseimbangan. Kok Indonesia baik-baik semua. Lalu dimana letak keseimbangannya? " Tuhan pun menjawab dalam bahasa Inggris, "Wait, until you see the idiots I put in the government." (tunggu sampai Saya menaruh 'idiot2' di pemerintahannya) sumber : kaskus.co.id Ketika saya pertama kali membaca cerita ini disuatu forum, saya sontak ingin tertawa, akan tetapi sekaligus menangis. Menangisi betapa parahnya government kita. Saya teringat ketika guru pkn dan sejarah saya sedang mengajari saya mengenai sejarah Indonesia di masa lalu. Sewaktu itu, mereka menceritakan betapa besar perjuangan bangsa Indonesia saat melawan jajahan bangsa asing. Properti orang indonesia direbut secara paksa. Tanah yang seharusnya dipakai bangsa indonesia untuk hidup dirampas begitu saja. Dengan bermodalkan bambu runcing, Indonesia harus menghadapi burung besi, kapal besi, serta armor tank besi yang dimiliki oleh bangsa asing. Belum lagi mereka yang melawan harus terpaksa menerima besi panas untuk ditanam didalam tubuhnya. Ketika bangsa penjajah sudah menduduki tanah air kita, mereka mulai untuk merintis usaha bisnis mereka. Olahan-olahan tanah Indonesia mulai dieksploitasi secara massal. Nilai Cengkeh yang pada waktu itu melebihi harga emas diangkut secara autis oleh bangsa penjajah. Bangsa Indonesia yang sangat kaya raya pun dibuat menjadi bangsa yang hina. Mereka seperti pergi ke Hanamasa, "All you can eat and take", katanya. Kerajaan demi kerajaan di adu dombakan. Keberanian masyarakat untuk melawan mulai dihancurkan. Mereka disuruh membangun jalan tanpa dibayar dengan layak (Mengapa mereka perlu digaji? Itu adalah tanah kepunyaan mereka!) Sungguh miris sekali untuk dibayangkan.. Tetapi pada akhirnya, bermodalkan Unity Kesatuan yang dimiliki bangsa Bhinneka Tunggal Ika kita, pemuda mulai menyorakkan suara kemerdekaan. Merdeka dari Jajahan. Merdeka dari Penindasan. Ya, selang beberapa tahun, akhirnya Indonesia merdeka dan berada dibawah pemerintahan Bung Karno, seorang orator yang sangat mencintai bangsa ini, seorang presiden yang tidak ingin Indonesia ada dibawah negara lainnya. Guru saya mengatakan bahwa pada masa pemerintahan Bung Karno, negara kita dikenal sebagai Macan Asia. Malaysia pun dibuat ketar ketir oleh taringnya yang menganga. Bung Karno sangat jeli pada saat itu, ia tidak mau bekerja sama dengan negara lain, karena ia menyadari justru nantinya, negara lain akan menjajah kembali bangsa indonesia dengan cara yang lebih halus tapi sama menyakitkannya. Ia adalah sosok yang sangat herois dalam pembangunan bangsa indonesia pada masanya. Namun apa yang terjadi? Pemerintahan baru yang meninggi-ninggikan uanglah yang akhirnya mendapat tunjangan dari negara lain. Lalu akhirnya pemerintahan yang baru ini menghancurkan masa depan indonesia. Menghancurkan mimpi para pejuang. Menghancurkan senyuman anak anak pada generasi mendatang. Sungguh tragis. Saya yakin dulu, jikalau kita tetap berpegang teguh pada pendirian Bung Karno dengan berdikari, tentu saja Indonesia akan maju karena Indonesia memiliki sumber daya alam yang sangat melimpah. Bisa kita lihat sekarang, Indonesia mengalami sesuatu yang sangat buruk. Yang padahal dulunya menyandang gelar Macan Asia, sekarang menjadi salah satu penyandang gelar "Negara Gagal". Mungkin benar yang ada dicerita tadi, pemerintahan yang gagal menjadi faktor utama dalam kemunduran bangsa kita. Namun kita harus percaya, kelak suatu saat nanti akan muncul seorang pemimpin yang rela mengorbankan hidupnya demi bangsa ini. Demi ratusan ribuan jutaan rakyat indonesia yang saat ini sedang menunggu-nuggu lahirnya pemerintahan yang mencintai rakyatnya dengan sepenuh hati. Generasi muda harus berbeda dengan generasi - generasi sebelumnya. Kita harus memaafkan dan menerima keadaan kita sekarang ini, karena dengan kesal dan bencipun tidak akan merubah hal yang sudah terjadi, tapi kita bisa terus maju dan bangkit menuju Indonesia yang lebih cerah, dengan pemerintahan yang adil dan lebih baik lagi. Selamat pagi :) -Cerita : "Gagalkah Indonesia?" , Mengenang Bung Karno-

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline