Lihat ke Halaman Asli

Golput

Diperbarui: 23 Juni 2015   23:56

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tinggal beberapa hari lagi pemilu, ada yang, gembira ada yang biasa aja, ada juga yang sedih..

yang bergembira mungkin merasa ini adalah pesta terakbar domokrarasi negri ini yang hanya ada sekali dalam lima tahun, dan berharap pemimpin selanjutnya bsa lebih baik dari yang sekarang.

yang biasa aja mungkin merasa semua hal ini ga ada gunanya, dan merasa tidak akan ada perubahan signifikan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara setelah peristiwa yang biasa ini.

yang sedih mungkin adalah yang merasa sedih pemerintahaan ini berakhir, dan takut pemerintahan selanjutnya akan lebih buruk dari pemerintahan yang sekarang.

Ini hanya dar tiga kemungkinan keadaan 3 jenis orang yang saya sebutkan diatas. Akan tetapi, ada seseorang yang sempat menuntut ilmu di Solo yang mau berbagi pendapatnya mengenai pemilu, silahkan simak:

Sebelumnya, disini saya tidak bermaksud menggurui, cuman mau share, perjalanan hidupku, dan pengaruhnya terhadap pandangnku akan pemilu..

Hemm..menjelang pemilu banyak diantara para temen2 ngaji yang ribut tentang boleh tidaknyaa nyoblos dalam pandangan syar'i...anehnya kok sebelum2nya ga terlalu ribut dan setuju2 aja klo demokrasi dan segala perangkatnya termasuk dalam hal ini pemilu, bidah, haram, dan melekat padanya sifat kekufuran, kesyirikan dan melampaui batas...wallahu'alam..
Jgn2 ada JurKam yang nyusup ya..hahaha...just kiding...
Dsisni aku cuman ingin membawakan knp kok ikut pemilu sekarang tuh tetap dilarang, jaram dan bukan jalan yang bijak meskipun ada sebagian orang yang beralasan, darurat, atau memilih yg lebih baik dari pada yang terpilih sangat jelek, atau alasan, alasan lainnya yang sangat beragam...Wallahumusta'an..
1) ketahuilah, bila kita ingin merubah sesuatu, hendaklah merubahnya dari diri sendiri, keluarga dekat hingga masyarakat. Dengan ikut berparsitipasinya anda menyelenggarakan pemilu, maka selama2nya anda tidak akan dapat merubah sistem kekufuran yang anda benci ini...justru anda akan terbawa dan masuk dalam sistem.
2) Masyarakat kita sangat awam dengan ilmu syar'i. Dengan ikut berpartisipasinya anda (apalagi menyebar nyebarkan propaganda ini lewat mediasosial) maka orang umum akan menganggap sistem kita ini sitem yg tidak haram, baik dan sesuai syar'i, atau paling tidak hukumnya masih diperselihsihkan keharamannya, akhirnya membingungkan umat, bahkan menyesatkannya.
3) Kurangnya iman terhadap Qada dan kuasa Allah Ta'ala. Kenapa kita lupa bahwa kaum muslimin pada awalnya sangat sedikit dimekah, sebagian besar org lemah, miskin, dan rendahan..banyak dari mereka yang dibunuh, disiksa, bahkan gampang bagi mereka melenyapkan islam selama lamanya(kata orang sekarang DARURAT SANGAT), bahkan ketika perang badar beberapa saat setelah hijrah dari mekkah Nabi kita sendiri Salallahua'alaihi wassalam berdoa':ya allah, bila kami kalah disini, maka tak akan ada lagi yang akan menyembahmu". Tapi toh nabi tidak berdakwah kecuali dengan ta'lim, tarbiyah, tauhid, fiqih dasar dst PADA SAAT DIMEKAH..padahal nabi ditawari oleh quraisy jabatan tinggi, pengaruh, dan kekayaan, yg klo orang sekarang bilang bisa digunakan untuk dakwah, tapi toh tidak nabi ambil...beliau tetap bersabar diatas jalan nubuwah. Atau tidak juga nabi mengangkat senjata kareNA memang belum terpenuhi syarat2 syar'i mengangkat senjata, meskipun musuhnya orang kafir.
4) Tidak ada aksi robinhood didalam islam. Sesungguhnya agama kita yang mulia ini mensyaratkan 2 hal agar sebuah amalan tuh dianggap amalan sholeh, ikhlas dan ga ngaco, alias sesuai syar'i. Sehingga meskipun hasilnya menguntungkan dan diniatkan untuk Allah, tapi dengan cara melanggar syar'i, maka amalan tersebut batil, jelek, rusak dan buruk.
5)Perolehan suatu hasil tidak sertamerta membuat halalnya cara. Maling bisa dapet uang banyak lho, rentenir juga, dan banyak lagi. Uang tentu halal, tapi masalahnya cara mencarinya yang haram. Ingin kebaikan boleh, tapi jangan pake cara yang kotor dong...
6)Perlu pertimbangan ulama yang robbani, yang tahu seluk beluk suatu negri dari segala sisinya untuk dapat memfatwakan bolehnya pemilu karena terpaksa. Terkadang Ulama membuat perumpamaan2 ideal dalam membuat fatwa, akan tetapi untuk kasus perkasus, kita tidak bisa merujuk kepada fatwa ulama yang bersifat umum, akan tetapi fatwa ulama yang benar untuk negri ini, saat ini dengan kondisi rakyat dan pemerintahanya yg seperti ini.
7) Sebagaimana alasan tidak mengangkat senjata kepada pemimpin yang dzholim agar kita mendapatkan manfaat, yaitu tidak dikorbankannya darah kaum muslimin. Begitupula pemilu, kita dilarang mempropagandakannya agar tidak mengorbankan aqidah umat islam.
8) Sebagai mana diizinkannya mengangkat senjata kepada pemerintahan kufur jika syarat2nya terpenuhi(beberapa diantaranya yg disebutkan ulama: sudah ada calon pemimpin yang sudah disepakati, pasti menang yaitu dinilai dari kemampuan dan strategi perang, sudah jelas pemimpin yang akan ditumbangkan kufur.
Begitu pula pada kasus pemilu ini. Anda mengatakan bahwa klo tidak memilih, orng jahat yang akan dipilih( anda tahu dari mana, sudah pernah lihat lauh mahfudz ya..?), oke lah anda bisa menebak orang jahat akan terpilih bila anda tidak memilih, entah bagai mana caranya, apakah dengan anda tidak memilih orang jahat tersebut tidak akan terpilih? Tau jangan jangan yang anda pilih justru lebih buruk daripada yang tidak terpilih. Masyaallah..mau menhalalkan pemilu dengan hujjah yang begitu banyak keraguan didalamnya...Wallahumusta'an
9) Para ulama berkata, pemimpin adalah cerminan dari rakyat, bila rakyatnya busuk, jelek, sampah, hina, bagaimana anda berharap memiliki pemimpin seperti umar bin khotob, abubakar, ali, utsma, radiallahu'anhum...perbaiki agama masing masing kita dulu wahai saudaraku, kemudian baru kluargamu, kemudian baru kampung dan masyarakatmu, insyaallah, JANJI Allah ITU DEKAT...JANGAN MENCARI JALAN SELAIN YANG DIAJARKAN ALLAH LEWAT NABINYA, SESUNGGUHNYA, MESKIPUN SYARIAT INI TURUN DIJAMAN NABI, KETAHUILAH, ALLAH TA'ALA, TELAH MENGATAHUI APA YANG AKAN TERJADI SEKECIL APAPUN DIALAM SEMESTA INI HINNGA HARI KIAMAT, BAGAIMANA MUNGKIN ALLAH TIDAK MEMPERSIAPKAN UMATNYA DENGAN SYARIAT YANG TAK LEKANG JAMAN, PADAHAL NABI KITA ADALAH NABI TERAKHIR SEBELUM KIAMAT TIBA...WALLAHUA'ALAM BISHOWAAB..(sumber:https://www.facebook.com/edo.kesuma.7)

Sepertinya pandangan religi seperti diatas terutama dikalangan Muslimin yang ingin Menegakan syariat islam di negara demokratis kita masih ada...Bagaimana menurut anda, pandangan unik ini...

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline