Suara riuh ketukan terdengar dari satu lemari besar yang bersanding dengan lemari kecil. Tak lama kemudian ketukan itu berhenti dan muncul lah satu persatu dari dalam lemari; orang yang hanya mengenakan celana panjang, orang yang mengenakan kemeja dan celana pendek, orang yang mengenakan atasan jas formal dan celana pendek.
Ketiganya lalu terlibat dalam satu perdebatan tentang etika dan budaya. Tentunya orang yang mengenakan atasan jas formal merasa paling benar berpendapat tentang etika dan budaya dibandingkan yang lainnya.
Hal ini menimbulkan keributan dalam perdebatan mereka. Tak lama kemudian, satu persatu dari mereka masuk kembali ke dalam lemari besar.
Lemari besar itu hening tak mengeluarkan bunyi apa pun. Ganti suara keras ketukan terdengar dari lemari kecil hingga menyebabkan daun pintu lemari terbuka, dan keluar lah sosok lelaki dari dalamnya.
Ia berdialog kepada dirinya sendiri, lalu menyetel radio yang diletakkan di atas lemari kecil. Radio itu mengeluarkan suara seorang perempuan yang sedang membacakan berita tentang ditemukannya mayat seorang lelaki di dalam lemari. Ia pun mengomeli pemberitaan tersebut.
Adegan bergulir, ditengahi tarian dan puisi, ketukan-ketukan keras dari lemari besar yang menandai keluar-masuknya orang-orang di lemari besar dan mereka terus saling berdebat tentang etika dan budaya, tentang kepantasan dan kesopanan, tentang penting dan tidak penting dan lain-lain.
Orang-orang dari lemari besar itu bertambah dengan hadirnya orang yang lengkap mengenakan setelan jas formal, serta orang yang hanya mengenakan celana dalam. Perdebatan selalu berujung keributan karena perbedaan pendapat di antara mereka dan ego masing-masing yang dipertahankan.
Sementara itu, Levon, lelaki yang keluar dari lemari kecil itu bersitegang dengan kedua kakaknya perihal lemari dan rumah.
Levon bersikeras ingin menjual rumah warisan orang tuanya berikut lemari yang ada di dalamnya, namun kedua kakaknya bersikukuh ingin mempertahankan rumah tersebut.
Wasiat orang tua mereka agar tidak memindahkan lemari kecil yang ada di dalam rumah itu menjadi satu alasan bagi kedua kakak Levon untuk tidak menjual rumah warisan mereka.