Foto dokumentasi Dina Adelya
Akhirnya setelah dua tahun lamanya dan melewati kisah sedih ditolak karya sebelumnya oleh dosen pembimbingnya, Dina Adelya mahasiswa semester akhir jurusan seni rupa, Fakultas Bahasa dan Seni (FBS)Universitas Negeri Semarang (UNNES), dapat memamerkan karyanya secara solo digaleri 1 gedung B9 FBS UNNES. Ada tiga belas karya lukisan utama berukuran besar yang mengusung tentang tradisi Jambi dan beberapa karya lainnya berukuran kecil seperti baju serta pernak-pernik aksesoris dipamerkan oleh Dina pada tanggal 8, 9, 10 Mei 2017. Pameran ini pun diberi judul " JAMBITIOUS : Budaya Jambi Sebagai Inspirasi Karya TextileArt".
Jambitious menurut Dina dara kelahiran Blora 8 Februari1991 ini, merupakan ide yang dia dapat dari pelaku UMKM khusus oleh-oleh dan souvenir khas di Jambi bernama Riko Mappedeceng. Maknanya merujuk kepada ambisi yg bertujuan untuk mengenalkan tradisi Jambi kepada khalayak umum khususnya kepada mahasiswa UNNES. Tradisi Jambi yang diangkat dan diperkenalkan oleh Dina dalam pamerannya ini, berupa tradisi cara berpakaian dan simbol batik Jambi. Menurutnya, tradisi cara berpakaian dan simbol dari batik Jambi yang memiliki makna simbolik dari karakter masyarakat Jambi, mulai dilupakan orang. Dina pun menghadirkan karyanya dalam lukisan pada pameran sebagai pengingat dan rekam jejak tradisi Jambi.
Uniknya, ke-13 karya lukisan Dina yang dipamerkan ini menggunakan teknik textile art. Textile Art merupakan karya seni rupa yang mengandung makna tentang karya seni rupa yang menggunakan serat atau tekstil sebagaimedium utama (menurut Indonesian Contemporary Fiber Art Movement : ICFAM dalam blognya). Jadi seluruh karya lukisan Dina tersebut yang menggambarkan tradisi cara berpakaian masyarakat Jambi, menggunakan kain sebagai material utama. Kain dengan motif batik Jambi tentunya yang mendominasi karyanya. Ke-13 karya lukisan Dina benar-benar digarap secara handmade alias menggunakan tangan dengan dijahit satu persatu. Hasilnya dapat dinikmati pada pameran ke-13 lukisannya yang bergaya surealis dekoratif. Menurut Dina, wujud karyanya lebih bersifat naif dan kekanak-kanakan.
Pameran tunggal Dina ini cukup menarik pengunjung disekitar UNNES maupun dari berbagai kalangan. Menurutnya yang datang mulai dari dosen-dosen seni rupa, mahasiswa PGSD, seniman Semarang, disainer Semarang, bahkan datang pengunjung dari Malaysia dan Singapura. Apresiasi mereka sangat baik, banyak yg bertanya-tanya tentang proses penyelesaian karyanya berapa lama?, takjub dengan proses pembuatan yang handmade dijahit satu- persatu, bahkan ada beberapa orang yang berencana mengajak pameran kembali dengan didanai sponsor. Menurutnya karya textile art belum pernah ada di kampusnya, jadi pihak kampusnya dengan momentum pameran Dina ini berencana untuk media pengembang dalam seni rupa
Berikut merupakan foto lebih lanjut dari karya ke-13 lukisan Dina; Foto koleksi Dina Adelya.
Lukisan Textile Art Dina, menggambarkan tradisi pakaian adat Jambi dimana perempuan menggunakan penutup kepala dari kain batik Jambi yang disebut denganTekuluk.
Lukisan Textile Art Dina yang menggambarkan pakaian tradisional teluk belango bagi laki-laki dan baju kurung bagi perempuan, dan juga ada motif batik Jambi.
Lukisan textile art Dina yang menggambarkan bentuk lain dari tekuluk, penutup kepala perempuan Jambi.
Lukisan Textile Art Dina yang menggambarkan pakaian adat pengantin Jambi.
Lukisan Textile Art Dina yang menggambarkan transformasi Suku Anak Dalam Jambi dalam berpakaian dari kulit kayu kini menggunakan kain batik Jambi.