Lihat ke Halaman Asli

Wenny Ira R

Kybernan

Lelaki Lentera :Kelindan Perempuan, Kemiskinan, Cinta, dan Jodoh

Diperbarui: 7 April 2017   07:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Lelaki Lentera merupakan buku kumpulan cerpen yang ditulis oleh Erlinda Herawati Harahap, ibu dua anak yang berprofesi sebagai guru di salah satu  Sekolah Dasar Negeri di Kota Jambi. Erlinda aktif menulis cerpen di media lokal Jambi maupun nasional, maka kumpulan cerpen yang berhasil dibukukannya ini merupakan karya-karya yang telah tersebar di beberapa media tersebut sejak tahun 2004 hingga 2013. Kumpulan cerpen Erlinda ini diterbitkan secara indie melalui penerbit lokal Jambi yang juga anggota IKAPI, yaitu Salim Media Indonesia pada Februari 2017.

Cerpen-cerpen yang ditulis oleh Erlinda dalam buku ini bersetting kota Jambi dan sekitarnya. Meskipun ada sedikit unsur batak yang diselipkan dalam beberapa cerita, itu karena Erlinda merupakan perempuan yang terlahir dari suku Batak dan tinggal di Jambi.  Adapun, Lelaki Lentera yang diambil sebagai judul buku kumpulan cerpen ini merupakan salah satu cerpen Erlinda yang diterbitkan pada tahun 2007 oleh salah satu koran lokal di Jambi.

Cerpen-cerpen Erlinda kebanyakan bercerita tentang dunia perempuan sekitar pengorbanan perempuan, cinta, jodoh, penderitaan, kemiskinan, patah hati. Air Mata Sudah Kering , misalnya merupakan cerpen pembuka yang begitu menyanyat hati tentang perjuangan perempuan belia yang menjadi tulang punggung keluarganya sejak ayahnya meninggal, bekerja serabutan, uang kurang, hanya dipandang oleh ibunya sebatas memberi uang, dipecat dari kerjaannya kemudian menjadi pelacur dan disumpahi ibunya.

Tak cukup sampai di cerpen itu, cerpen yang berjudul Bendera-Bendera Pak KArno misalnya,  meskipun penokohannya lelaki tetapi menyangkut perjuangan dan harapan perempuan dibaliknya, Erlinda memotret sudut kemiskinan kota Jambi dari sosok pak Karno yang berjualan bendera merah putih jika musim 17 Agustus-an, kisah yang paling menyanyat hati dan menggugah ketika membaca akhir tragis pak Karno. Selainnya, ada 12 cerpen yang berkisah mengenai cinta, patah hati, perjodohan,  kehilangan, kemiskinan juga, termasuk Lelaki Lentera. 

Membaca cerpen-cerpen Erlinda seperti membaca karya Lan Fang, penuh bahasa puitis di beberapa cerpen, bahkan kadang Erlinda terlalu berbahasa ilmiah di cerpennya untuk memunculkan nama-nama pohon, sosok, peristiwa. Namun begitu, patut di apresiasi sebagai penulis perempuan Jambi yang mengangkat Jambi dan produktif.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline