Lihat ke Halaman Asli

Pemberdayaan Wirausaha "Keripik Bayam Mekar Sari" di Tengah Pandemi Covid-19

Diperbarui: 28 Agustus 2021   17:02

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Dokpri

KKN "Back to Village" III (BTV 3) merupakan program pengabdian mahasiswa kepada masyarakat setempat sebagai sebagai upaya mendukung kebijakan Pemerintah dalam memutus rantai penyebaran virus COVID-19. KKN Back To Village ini berbeda dengan program KKN pada umumnya, program KKN Back To Village dilakukan dengan mengirim mahasiswa pulang ke kampung halamannya atau desanya masing-masing untuk melakukan program pengabdian masyarakat melalui program ini. Sama halnya dengan KKN Back To Village 1 dan 2, KKN Back To Village 3 dilakukan secara mandiri oleh mahasiswa di Desa tempat tinggalnya sebagai sasaran tempat pelaksanaan pengabdian masyarakat.

Universitas Jember memberikan lima opsi topik yang harus dilakukan oleh Mahasiswa KKN BTV III. Lima topik yang telah ditetapkan yaitu Program Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat/ UMKM Terdampak COVID-19, Program Kemanusiaan Penanganan Stunting dan AKI dan AKB, Program Literasi Masyarakat Saat Pandemi COVID-19, Program Pemberdayaan BUMDES/Jaring Desa, dan Program Inovasi Teknologi dan Informasi dalam Penanganan COVID-19. Topik yang dipilih oleh penulis yaitu Pemberdayaan Wirausaha Masyarakat Terdampak COVID-19.

Penulis melaksanakan KKN BTV III UNEJ 2021 di Desa Sumbersuko. Desa Sumbersuko merupakan salah satu desa yang berada di wilayah Kecamatan Sumbersuko Kabupaten Lumajang yang secara administratif menjadi salah satu desa yang luas wilayahnya 503 ha. Sejauh terbentuknya sejarah Desa Sumbersuko hingga kini jumlah penduduk yang berkedudukan di Desa Sumbersuko adalah sebanyak 4.837 penduduk jiwa, dengan jumlah Rukun Tetangga (RT) sebanyak 42, Rukun Warga (RW) dan terdapat 4 Dusun didalamnya. Sasaran penulis dalam melaksanakan KKN BTV III lebih tepatnya di Dusun Krajan RT 5 RW 7 Desa Sumbersuko.

Dokpri

Usaha yang dimiliki oleh sasaran penulis yaitu Keripik Bayam “Mekar Sari” milik Bu Darmila. Sedikitnya pemilik usaha keripik bayam diimbangi dengan kurangnya pemahaman mengenai digital marketing menjadi salah satu penghambat bagi usaha ini untuk berkembang. Selain itu, pemilik usaha keripik bayam yang ada di Desa Sumbersuko masih minim pengetahuan terkait cara mengembangkan usahanya. Sehingga, tidak banyak masyarakat desa yang mengetahui keberadaan bisnis tersebut. Menilik hal tersebut, adanya Pandemi COVID-19 yang semakin hari semakin meningkat dan juga pemberlakuan PPKM menjadi tolak ukur penghasilan dari penjualan keripik bayam Ibu Darmila.

Langkah pertama dalam melaksanakan program KKN BTV III yaitu melakukan observasi dan penulis menyusun program kerja yang akan dilakukan dalam melaksanakan KKN BTV III UNEJ 2021. Akan tetapi dalam penyusunan program kerja penulis berdiskusi terlebih dahulu dengan sasaran agar saling sepakat satu sama lain. Maka saya Weni Tri Novanti, mahasiswa Universitas Jember yang melaksanakan program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Back to Village di Desa Sumbersuko ini, tertarik untuk membantu pelaku usaha keripik bayam ini untuk keluar dari permasalahan. Sehingga dalam rangka kegiatan KKN back to village di desa ini, saya membuat program untuk mengajak pemilik usaha mengembangkan usahanya dengan inovasi desain yang lebih up to date dan digital marketing yaitu melalui media sosial seperti instagram, facebook, serta whatsapp bisnis. (Weni Tri Novanti/Kelompok 53/Desa Sumbersuko/Andrew Setiawan Rusdianto, S.Tp., M.Si) (http://unej.ac.id)




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline