Angin yang Berdansa dengan Sunyi
cerpen oleh: Wening Yuniasri
"Kelak, seberapa panjang langkahmu, Elly?"
"Mm?"
"Katakan, apa yang sangat ingin Elly lakukan?"
"Elly ingin bisa menjahit seperti Ibu dan Bibi Hasna."
*
"Bersama saya, akan saya jamin kebutuhan Elly. Tolonglah Kak Rasmi"
Suara seorang perempuan dari ruang makan terdengar dari luar rumah beratap genteng tipis. Rasmi yang dibujuk, bergeming, mencerna segala kata dari pendengarannya.
Muhsin berdiri membelakangi ruangan, menatap pohon kamboja berbunga putih di seberang tembok tinggi. Dia tak menyadari seorang anak lelaki menuntun sepeda yang terlalu besar bagi ukuran badannya, berhenti di dekatnya dan turut menyandarkan punggung sambil sesekali memerhatikan mobil merah yang terparkir, lalu dirinya, lalu mobil merah, lalu dirinya lagi sebelum anak lelaki itu berhenti kemudian mengamati kakinya sendiri yang berdebu.
"... saya memahami perasaan Kak Rasmi. Tolonglah, demi Elly."