Dalam kemarau gigil udara
Tenda-tenda bagai kuntum-kuntum jamur
Kelembapan warna-warni pegunungan; subur
Seorang lelaki membiarkan cinta berkuntum pula
kepada dirinya, kepada perempuan siapa
menatap ceruk sungai membiarkan angin datang menyapa
Mengapa cemburu menyelinapi dada?
Angin mengecup, mengusap air mata
Udara lembut merengkuhnya