Telah enam hari sejak kutulis puisi yang kau tandai hati
Berkali-kali menepis; bukan kau
Aku mungkin hanya menginginkan agar diri
Tiada tenggelam dalam perasaan; waw
Atau aku hanya mengharap sebuah nyata dari imajinasi
Kenyataan dalam imajinasi adalah ilusi bagi tiga dimensi
Itulah sebab segala mimpi ditepis orangtua kita
Menyuruh padam impian yang terlanjur nyala
Mengharap kebijaksanaan jadi lampu penerang
Aku memilih jalan saja pada setapak yang kubabati sendiri ilalangnya
Lantas sebuah tanya mengundang;
Kau sendiri bagaimana?
Jogja, 17 Mei 2024 | Wening Yuniasri