Lihat ke Halaman Asli

Wening Yuniasri

TERVERIFIKASI

Pelajar kehidupan - Nominator Best in Fiction Kompasiana Awards 2024

Puisi: Malam yang Mengetuk

Diperbarui: 1 April 2024   19:38

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi malam ramadan. (Sumber: UNSPLASH/SIMON INFANGER via kompas.com)

Malam datang menjinjing gundah
Melewati perjalanan menembus awan
Dari sisi lain benua
Melangkah ragu pada tiap liku
Lorong kaca garbarata; terbayang sebuah pintu
Dia melihat dirinya mengetuk; menunggu
akankah gagang di sebaliknya
diputar dan terbuka?

Malam dibungkam tanya
Jika masih mungkin sebuah jabat tangan
Kemewahan pengampunan terhadap khilafnya
Tahun-tahun lalu
Silap telah mengacau dia kini penuh racau
Tiap langkah bagai hendak menginjak ranjau
Terengah seok napasnya tiap kali
bermimpi; sesak lagi nyeri

Angin menahan laju, bulan mengamati kikuknya
Ranting-ranting kering, terdiam
Malam terenyak di beranda
Pintu yang akan diketuknya
Di depan mata

Jogja, 31 Maret 2024 | Wening Yuniasri

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline