RESENSI NOVEL "GURU AINI" KARYA ANDREA HIRATA
Andrea Hirata adalah pemenang beberapa penghargaan sastra internasional. Karya pertamanya yang berjudul "Laskar Pelangi" mendapatkan penghargaan pada New York Book Festival 2013 sebagai pemenang pertama. Selanjutnya Laskar Pelangi edisi Amerika, penerbit Farrar, Straus & Giroux, New York sebagai kategori General Fiction serta pemenang pertama Buchawards 2013, Germany untuk Die Regenbogen Truppe.
Novel "Laskar Pelangi" telah diterbitkan ke 25 versi bahasa asing, diedarkan di lebih dari 130 negara. Bahkan karyanya yang berjudul "Laskar Pelangi" ini dijadikan sebagai referensi di berbagai sekolah dan lembaga di luar negeri untuk studi pendidikan, sastra dan budaya Indonesia, dan menjadi buku pertama international bestseller dari Indonesia.
Baca juga : Unsur intrinsik novel "Hafalan Shalat Delisa" Karya Tere Liye
Selain novel "Laskar Pelangi", beberapa karyanya juga telah terbit yakni "Sang Pemimpi", "Buku Besar Peminum Kopi", "Ayah dan Sirkus Pohon", "Orang-orang Biasa", "Mozaik-Mozaik Terindah Sebelas Patriot", dan "Guru Aini"- Prekuel Novel "Orang-orang Biasa".
Bagi teman-teman yang tertarik dengan karya sastra yang mengangkat tema sosial, maka novel-novel karya Andrea Hirata jawabannya. Di dalam karyanya, Andrea Hirata kerap mengangkat permasalahan sosial. Selain itu, di dalam karyanya, Andrea Hirata juga mengangkat permasalahan pendidikan.
Baca juga : Resensi Film "Surat Kecil Untuk Tuhan"
Salah satu karyanya yang mengangkat permasalahan sosial dan pendidikan adalah novel yang berjudul "Guru Aini". Novel "Guru Aini" karya Andrea Hirata adalah prekuel dari novel "Orang-orang Biasa".
Apabila teman sekalian ingin membaca novel "Guru Aini" mungkin bisa membaca novel "Orang-orang Biasa" terlebih dahulu, agar dapat memahami cerita sebelum berlanjut pada kisah Aini/ Hal ini dikarenakan pada novel "Orang-orang Biasa", Andrea Hirata menuliskan bagaimana kehidupan sosok Aini serta perjuangan orang tua Aini yang bernama Dinah bersama teman-temannya berusaha membantu Dinah untuk membayar kuliah Aini.
Dimana setelah Aini berusaha dengan kerja kerasnya belajar Matematika dengan Ibu Desi Istiqomah, akhirnya Aini mampu lulus dalam ujian pendaftaran di universitas ternama dengan jurusan kedokteran.