Belum lama ini publik dikagetkan dengan berita tentang wacana menjadikan nama Jokowi sebagai nama puncak di Gunung Kerinci, Jambi. Tidak diketahui pasti motif sekelompok orang-orang ini. Istana pun hingga hari ini tidak memberikan klarifikasi apa-apa terkait hal tersebut.
Semua itu bermula saat Presiden menghadiri Peringatan Hari Pers Nasional (HPN), 9 Febuari lalu di Kota Padang. Sejumlah orang dari Solok Selatan melontarkan wacana tersebut lalu mendapatkan dukungan dari salah seorang Anggota DPRD Sumatera Barat.
Semoga alasannya tidak lain hanyalah bentuk apresiasi karena telah mempromosikan pariwisata Sumatera Barat di hadapan 26 duta besar. Selain itu mengingat Jokowi juga pernah mendaki dan sampai ke puncak Gunung Kerinci dan memilih Solok Selatan saat menuju Kresik Tuo pada tahun 1983 ketika masih berkuliah di UGM.
Meski sudah tidak lagi hangat, isu ini tetap menarik. Wacana ini terlihat lucu dan sedikit konyol. Mungkin itu sebabnya banyak statement kontra, khususnya dari mereka yang menjadi pegiat alam.
Mengaitkan nama seseorang dengan suatu tempat di puncak gunung tentu bukanlah hal baru. Ada beberapa nama yang akrab di telinga para pendaki gunung Indonesia. Seperti nama Abel di puncak Gunung Marapi (2.891 mdpl) Sumatera Barat, nama Yudha di Gunung Kerinci(3.805 mdpl) dan nama Soe Hok Gie di puncak Semeru (3.676 mdpl)
Hanya saja nama-nama di atas adalah pendaki yang menemui ajal mereka di puncak gunung saat mendaki. Berbeda dengan Joko Widodo yang alhamdulilah turun dengan selamat. Sudah jadi presiden pula sekarang.
Abel Tasman, anggota KPA Jipala Padang. Dia tewas di sekitar Puncak Merpati Gunung Marapi, pagi 5 Juli 1992. Abel baru saja menyelesaikan SMA ketika batu panas membentur kepalanya saat gunung itu tiba-tiba erupsi. Kini namanya diabadikan pada sebuah tugu batu dan dikenal dengan nama Tugu Abel.
Yudha Sentika, pendaki muda yang hilang di Gunung Kerinci. Pegiat alam itu baru berumur 17 tahun saat terpisah dengan teman-temannya saat turun dari puncak. Kabut tebal yang menutupi jalan mereka pada 23 Juni 1990 itu, membuat Yudha hilang dan jasadnya tidak pernah ditemukan. Kini Tugu Yudha dapat ditemukan di puncak gunung yang dijuluki Atap Sumatera itu.
Soe Hok Gie. Nama besar ini tidak perlu dijelaskan panjang lebar lagi. Sosok aktivis sekaligus salah seorang pendiri Mapala Universitas Indonesia. Penulis buku Catatan Seorang Demonstran itu tewas setelah menghirup uap beracun di puncak Mahameru, Gunung Semeru, 16 Desember 1969. Satu hari sebelum usianya genap 27 tahun.
Tentunya masih banyak nama-nama petualang lain yang beristrahat dalam pelukan alam. Yang namanya tidak kita kenal.
Usulan menyematkan nama Jokowi sebagai nama salah satu puncak gunung tentu bukan ide yang bagus. Salah-salah, Anda bisa dikenakan pasal penghinaan atau dituduh menginginkan hal yang tidak baik terjadi pada presiden.