Lihat ke Halaman Asli

Akun "Fake" Taksi "Online"

Diperbarui: 4 Maret 2018   08:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Sumber Gambar: kompas.com

Di satu sisi, keberadaan taksi online sangat membantu. Namun, di sisi lain, ancaman bahaya juga menghantui. Saya merasa waswas sendiri.

Saat hendak pergi, tinggal buka aplikasi. Pilih moda transportasi. Masukkan alamat penjemputan dan lokasi tujuan. Setelah 'oke', tinggal tunggu telepon masuk.

Sepuluh menit - atau biasanya kurang dari itu, sebuah mobil sudah berhenti di depan rumah. Kita pun akan diantar tepat di depan pintu lokasi tujuan. Tarifnya juga tak membuat kantong bolong. Saya pernah menumpang freed dengan tarif Rp 8 ribu. Keren kan?

Itulah bagaimana taksi online bisa memudahkan urusan kita. Kita tak perlu memiliki mobil - yang berarti harus memanasi setiap hari dan melakukan perawatan bulanan, menyetir, dan, yang terkadang membuat emosi itu, macet dan parkir. Kompensasinya ya sejumlah uang yang harus dibayarkan sesuai tarif yang tertera di aplikasi.

Namun, belakangan, saya merasa waswas saat berkendara bersama taksi online. Sebab, pengemudi taksi yang saya tumpangi berbeda dengan profil yang tertera di aplikasi. Kalau berbeda jenis mobilnya, tidak masalah. Tetapi ini profil, termasuk nama, foto, dan bahkan jenis kelamin.

Perbedaan profil pengemudi ini cukup mengganggu. Ini berkaitan erat dengan keamanan dan berujung ke kenyamanan. Adanya profil pengemudi yang tertera di aplikasi membuat perjalanan kita selalu terpantau oleh sistem. Jika terjadi sesuatu, sistem akan mengetahui dan si pengemudi akan dimintai pertanggung-jawaban. Namun, bagaimana jika orang yang mengantar kita itu bukan si pemilik profil yang tertera di aplikasi?

Saya pernah mendapatkan pengemudi dengan foto profil seorang wanita. Namanya pun nama wanita. Begitu datang, loh kok cowok? Ketika ditanya, kok foto profilnya wanita. Dia menjawab, "Saya pakai akun istri saya."

Dia bilang, akunnya di-banned. Itu karena ada pelanggan yang berkomentar buruk tentang pelayanannya. Tanpa ada konfirmasi, tiba-tiba sistem me-non-aktif-kan akunnya. Karena harus tetap berpenghasilan demi membayar cicilan mobil, ia tetap menjadi sopir online. Caranya, dengan menggunakan akun istrinya itu.

Ada juga pengemudi online yang berkendara karena menggantikan saudara atau temannya. Bisa karena saudaranya sedang ada kerjaan ataupun dia yang sedang tidak ada kesibukan.

Pengemudi di Tiga Perusahaan Taksi Online Sekaligus

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline