Lihat ke Halaman Asli

Wempie fauzi

Bekas guru

Airlangga Hartarto dan Langkah Pemerintah dalam Menjaga Aliran Investasi

Diperbarui: 16 Oktober 2024   09:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

 Dalam kurun waktu 1o tahun terakhir, pemerintah berhasil menjaga kinerja ekonomi dalam trend positif. Hal tersebut terlihat dalam data pertumbuhan yang konsisten berada di level bagus, utamanya setelah pandemi covid-19 berakhir. Trend tersebut mendapat pengakuan dan penguatan melalui proyeksi Bank Dunia yang memperkirakan tingkat pertumbuhan ekonomi dalam negeri akan berada di kisaran 5%-5,2% pada periode 2024-2025 atau kembali ke laju pertumbuhan yang sama atau lebih tinggi seperti sebelum wabah global itu melanda pada tahun 2020 lalu.

Untuk tahun 2024 ini saja, sinyal positif itu terlihat dalam gerak inflasi yang terkendali dalam rentang sasaran yang mana pada akhir September lalu ada di angka 1,84% (yoy), atau dengan kata lain bisa bertahan dalam kisaran target 2,5%1%.  Angka yang stabil tersebut seiring dengan  peningkatan pertumbuhan volume belanja sekaligus menjadi petunjuk bagi tetap kuatnya daya beli masyarakat dan berpengaruh kepada dukungan terhadap momentum pertumbuhan ekonomi.  Seiring dengan itu, trend deflasi yang terjadi selama lima bulan beruntun tak lepas dari pengaruh atas turunnya harga sejumlah komoditas pangan.

"Inflasi inti berjalan sesuai kecenderungan dengan volatile food yang diturunkan ke level rendah. Kita punya cara pandang berbeda dengan negara lain dalam melihat masalah tersebut dan untuk itu rapat setiap minggu selalu diadakan dalam upaya mengatur level inflasi di seluruh Indonesia. Salah satu yang dilakukan pemerintah adalah dengan memberi insentif fiskal kepada merek yang terdampak dalam menjaga  harga pangan," jelas Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto  saat berbicara dalam satu acara di Jakarta,  Selasa (15/10/2024).

Airlangga juga memastikan jika pasar keuangan dalam negeri berada dalam kondisi stabil. Ini bisa terlihat dari lebih baiknya nilai tukar rupiah dibandingkan sejumlah negara Asia tepatnya di angka-1,05% (ytd). Hal serupa juga terlihat dari laporan IHSG (Indeks Harga Saham  Gabungan) yang tumbuh positif yaitu 3,94% (ytd) dan sempat mencapai posisi tertinggi atau all-time high pada level 7.905,39 di 19 September 2024 lalu. "Tidak ada seorang pun yang menyangka Indonesia bisa menjaga nilai Rupiah di bawah Rp16 ribu per 1 USD dibandingkan (persepsi) tiga bulan lalu, dan ini adalah pencapaian bagi tim ekonomi Indonesia," terang Menko Airlangga.

Dari gambar besar yang terlihat itu, Airlangga melihat jika Indonesia tetap atraktif untuk para investor. Ini diperkuat oleh laporan lembaga pemeringkat Rating and Investment Information, Inc. (R&I) yang  mengafirmasi Sovereign Credit Rating (SCR) Republik Indonesia pada peringkat BBB+, dua tingkat di atas investment grade dengan outlook positif. Peringkat daya saing Indonesia pun terus mengalami peningkatan ke posisi tertinggi sejak 10 tahun (peringkat ke-27 tahun 2024 berdasarkan IMD World Competitiveness Ranking).

Agar daya tarik investasi tersebut semakin kuat, maka pemerintah telah menerapkan sejumlah langkah, mulai dari pemberian kemudahan investasi di 22 Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang tersebar di seluruh Indonesia. Itu belum termasuk tawaran terhadap  adanya potensi besar dalam  investasi pada bidang  Carbon Capture Storage (CCS), semikonduktor, green hydrogen, dan Small-Modular Reactors (SMRs) di Indonesia. Akselerasinya antara lain dilakukan untuk kepentingan jangka panjang, itu melalui penguatan  new engine of growth seperti digitalisasi, transisi energi, dan semikonduktor. Selain itu, ketahanan sosial dan pemberdayaan masyarakat juga menjadi prioritas.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline