Situasi ekonomi global yang penuh ketidakpastian meniscayakan tiap negara harus mengatur strategi agar ekonominya tidak terseret dan mengalami kemerosotan akibat berbagai konflik dan masalah yang sedang berlangsung. Bagi Indonesia, langkah dalam optimalisasi potensi dalam negeri menjadi pilihan terbaik yang bisa dilakukan. Ini tak lepas dari modal besar yang dimiliki berupa jumlah penduduk keempat terbesar di dunia yang itu menjadi pangsa retaik yang bisa diberdayakan.
"Apalagi dalam sektor konsumsi, pertumbuhannya sejak tahun 2002 tercata sebesar 12 persen, jauh lebih besar dibanding pertumbuhan ekonomi. Contoh lain, jumlah mall di Indonesia khususnya Jakarta lebih banyak dan modern dibanding negara lain. Keberadaan para peretail lewat mall ini bisa ada karena pendapatan per kapita di Jakarta yang sudah di atas USD20 ribu. Jadi, berapa banyak toko retail yang sudah dibuka di suatu daerah dapat mencerminkan berapa pendapatan per kapita dari daerah itu," kata Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto di Jakarta, Rabu (28/8/2024).
Ini beriringan juga dengan harapan pemerintah agar masyarakat yang berdaya beli besar membelanjakan uangnya di dalam negeri saja, terlebih jumlah kelas menengah di Indonesia jumlahnya cukup besar yakni 164 juta orang termasuk aspiring middle class. "Yang jadi kerja pemerintah adalah bagaimana mendongkrak daya masyarat ini dengan berbagai program insentif atau subsidi," kata Menko Airlangga.
Di sisi lain, optimalisasi melalui kebijakan juga diterapkan pemerintah, antara lain melalui Undang-Undang Nomor 6 Tahun 2023 tentang Cipta Kerja dengan sejumlah kebijakan yang memudahkan pelaku usaha menjalankan bisnis dan perdagangannya baik dalam dan luar negeri.
Maka kepada pelaku usaha pusat perbelanjaan, pemerintah mendorong mereka bermitra dengan UMKM yang tujuannya tak lain membuka peluang pasar bagi pelaku UMKM tersebut, membuka usaha baru, lapangan pekerjaan dan penciptanaan sehatnya iklim usaha. "Positioning dan produk penting bagi usaha retail, maka keberpihakan dengan memberi alokasi kepada pelaku UMKM harus ada di pusat-pusat perbelanjaan. Kita ingin toko retail tak cuma berkembang di Jakarta, namun juga daerah lain di Indonesia karena sejumlah daerah juga ada yang punya pendapatan per kapita ada di kelas menengah dan tinggi,"tambah Airlangga.
Berdasarkan data, terdapat peningkatan jumlah pengunjung pusat perbelanjaan pada tahun 2024, utamanya libur hari besar, keagamaan dan sekolah. Pada Juli 2024, Indeks Keyakinan Konsumen tercatat di level 123,4, yang berarti masuk kategori zona optimis. Untuk itu agar semua terus berkembang, dukungan yang datang dari pemerintah adalah implementasi regulasi yang kondusif untuk seluruh pelaku usaha retail, dari UMKM hingga yang berskala besar Pemerintah juga menempatkan perlindungan konsumen sebagai prioritas utama dengan memastikan bahwa mereka mendapatkan produk dan layanan yang berkualitas, aman, dan sesuai dengan standar yang berlaku.
Kepada pelaku usaha retail, Airlangga menyebut agar mereka terus dan aktif melakukan inovasi serta mengembangkan konsep baru untuk memenuhi kebutuhan dan gaya hidup konsumen. Inovasi ini dapat mencakup berbagai aspek, seperti penggunaan teknologi pembayaran yang canggih untuk meningkatkan pengalaman belanja, hingga penawaran produk dan layanan yang eksklusif dan sesuai tren terkini.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H