Lihat ke Halaman Asli

Wempie fauzi

Bekas guru

Airlangga Hartarto Yakin Industri Baja Bisa Jadi Tuan Rumah di Negeri Sendiri

Diperbarui: 11 Juli 2024   15:45

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

Produk baja sebagai bagian dari pengembangan infrastruktur menempati posisi strategis karena telah menjadi "the mother of industries" melalui perannya dalam memenuhi kebutuhan sektor industri lain. Untuk itu, pemerintah terus mengupayakan beragam kebijakan dalam upaya terjadinya kemajuan di sektor ini antara lain lewat kebijakan hilirisasi komodtas.

Sebagian dari hasil kebijakan tersebut bisa dilihat dalam peningkatan capaian ekspor besi dan baja  tahun 2023 yang jumlahnya mencapai USD26,7 miliar. Dalam hal neraca perdagangan, terjadi juga perbaikan dari yang semula mencatat defisit USD3 miliar pada tahun 2019, naik menjadi surplus USD15,3 miliar pada tahun 2023 lalu.  

Catatan positif tersebut juga dibarengi oleh kenaikan dalam pertumbuhan industri logam dasar sejak kuartal I 2023 ke kuartal I 2024 yang tercatat naik 11-18 persen, sementara peningkatan ekspor produk logam dasar dari 8,74% di tahun 2019 menjadi 16,74% pada tahun 2023. 

Tak kalah pentingnya adalah bahwa Industri baja sudah jadi tuan rumah di negeri sendiri. " Ini bisa kita lihat dalam proyek pembangunan di IKN, seluruh konstruksi bajanya dibuat di Indonesia yang itu otomatis keuntungan kita. Maka wajar jika bisa dan punya daya saing kuat di industri besi dan baja ini"Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto dalam acara Seminar dan Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III Indonesian Society of Steel Construction (ISSC), Rabu (10/7/2024).

Airlangga juga menyebut sebuah kisah menggembirakan dari industri ini dan menjadi bukti dari kemajuan industri baja tanah air, "Ada perusahaan industri baja di Batam yang sukses mengekspor 138 turbin anngin. Tak cuma ekspor, produk tersebut menjadi yang pertama yang akan dipasang pada utara Long Island, New York, dengan kapasitas yang direncanakan sebesar 2,1 Gigawatt.

Karenanya, berdasarkan capain yang sudah dibukukan dalam wujud ekspor ke beberapa negara seperti di Sydney Australia dan New Zealand, Menko Airlangga  yang juga Ketua Umum Partai Golkar ini menyebut hal itu sebagai bukti Industri baja Indonesia terus mengguat dan semakin diperhitungkan di berbagai negara. Trend tersebut masih bisa ditingkatkan karena demand yang juga meningkat. "Saya harap industri ini meningkatkan targetnya hingga 20 ton karena  konsumsi diperkirakan akan meningkat hingga 18-19 juta ton.

Untuk itu yang perlu dilakukan adalah peningkatan kemampuan pabrikasi atau manufacturing agar lebih cepat. Terkait kekhawatiran pelaku usaha terhadap capital goods, Pemerintah juga telah memberikan sejumlah insentif yang dapat meringankan pelaku industri seperti pembebasan bea masuk dan pembebasan PPN.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline