Lihat ke Halaman Asli

Wempie fauzi

Bekas guru

Di Palo Alto Airlangga Hartarto Bicara Dekarbonisasi dan AI di Era Digital

Diperbarui: 18 November 2023   14:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

ekon.go.id

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian, Airlangga Hartarto, mewakili Presiden Joko Widodo dalam pertemuan dengan CEO perusahaan-perusahaan terkemuka di Silicon Valley. Acara berlangsung di Kampus Stanford University, Palo Alto, dalam acara The CEO of the Silicon Valley -- Luncheon.Menko Airlangga menyampaikan keynote speech dan diskusi selama lebih dari satu jam dengan fokus bahasan pada dua  aspek krusial: digitalisasi dan dekarbonisasi.

Airlangga Hartarto menyampaikan jika   dampak revolusi industri 4.0, dengan kehadiran Artificial Intelligence (AI), robotisasi, dan inovasi seperti ChatGPT benar-benar telah mengubah lanskap ekonomi. Terkait hal ini, pemimpin G20 sebelumnya juga bahwa menekankan penggunaan AI yang bertanggung jawab. Presiden Joko Widodo sendiri dalam KTT G20 2022 yang berlangsung di Indi juga menekankan pentingnya persiapan kompetensi untuk menjadi AI Engineer dan Expert, mengurangi kekhawatiran terhadap teknologi yang terus berkembang tanpa regulasi yang jelas.

Selain itu, menyoroti krisis perubahan iklim global. Dalam konteks ini, Indonesia berada di pusat ekonomi digital dunia dan merupakan pemimpin dalam upaya dekarbonisasi, dengan Stanford University memimpin lewat Doerr School of Sustainability. "Kita perlu berkolaborasi untuk menjadikan Indonesia sebagai Hub Digital Global di Asia dengan pendekatan rendah karbon," tegas Menko Airlangga yang juga Ketua Umum Partai Golkar tersebut.  

Dalam peran sebagai Ketua ASEAN 2023, Indonesia memimpin pertumbuhan ekonomi digital di Asia Tenggara. Dengan populasi ASEAN lebih dari 640 juta orang dan pengguna internet mencapai 480 juta, nilai ekonomi digital ASEAN pada 2023 diproyeksikan mencapai USD 218 miliar. Indonesia, sebagai kontributor terbesar, diharapkan menyumbang sekitar USD 130 miliar pada 2025.

Sebagai bagian dari strategi perekonomian, Indonesia memperkuat fondasi ASEAN melalui percepatan perundingan ASEAN Digital Economy Framework Agreement (DEFA). Dengan implementasi DEFA, pertumbuhan nilai ekonomi digital ASEAN diprediksi mencapai USD 2 triliun pada 2030. "Indonesia dapat menjadi pemimpin dalam penyediaan energi ramah lingkungan di kawasan," ungkap Hartarto, merujuk pada kekayaan mineral dan potensi energi bersih yang dimiliki Indonesia.

Menko Airlangga optimis bahwa Indonesia, dengan potensi energi sebesar 3.600 GW, dapat menjadi tempat pengembangan teknologi digital seperti Data Center yang ramah lingkungan. Dalam rangka mempercepat transformasi, Indonesia juga sedang dalam proses aksesi untuk bergabung dengan OECD. "Pemerintah memerlukan dukungan dan kolaborasi untuk menghadapi tantangan di masa depan," tambah Hartarto, berharap forum ini menjadi katalis pertumbuhan ekonomi dunia dan mendorong pengembangan usaha serta perekonomian Indonesia.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline