Lihat ke Halaman Asli

Pengemis Modern

Diperbarui: 17 Juni 2015   20:35

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore itu sekitar pukul 14.30 wita aku berniat mengantarkan adik mengaji di masjid tapi terjebak macet di jalan. Seperti biasa lalu lintas di Denpasar macet dijam – jam segini. Walaupun jaraknya lumayan dekat sekitar 2 km dari rumah tapi bisa satu jam baru sampai tujuan. Hari itu cuaca sangat cerah sengat matahari membakar tubuhku , belum lagi debu dan asap kendaraan yang menambah jengkel. Di tengah suasana yang tidak menyenangkan ini pandanganku terfokus pada sesosok ibu – ibu yang duduk di trotoar jalan dekat lampu merah. Dengan memasang wajah memelas berharap mendapatkan belas kasihan dari pengguna jalan. Melihat usianya yang belum terlalu tua dan tubuhnya yang kurasa masih kuat untuk bekerja. Akupun berusaha memalingkan wajah namun teringat ibu di rumah dan membayangkan bila orang itu adalah ibuku apakah aku tega memalingkan wajhku. Kendaraan yang macet mulai berjalan sedikit demi sedikit hingga aku tepat berada di samping pengemis tersebut. Karena rasar ibaku tadi aku pun berniat memberinya sedikit uang, namun sial ketika aku merogoh saku celana hanya ada selembar uang 20 ribu rupiah untuk membeli bensin. Tanganku tak berhenti merogoh saku dan tiba – tiba terdengar suara “ tenang nak saya punya kembalian” ibu tersebut berbicara. Seperti orang bingung aku menjawab “ lima belas ribu buk”. Kemudian dia mengeluarkan beberapa lembar uang dari sakunya yang ternyata lebih banyak dari punyaku. Sebenarnya siapa yang pantas diberi sedekah? Jangan – jangan dia lebih kaya! itu hal yang terlintas di otaku sepanjang jalan. Sesampainya di rumah aku pun berfikir bila semua pengemis seperti ibu tadi berarti pengemis jaman sekarang sudah maju atau bahkan dengan mengemis orang bisa menjadi kaya. Bagaimana tidak orang pengemis dengan yang ngasih kok banyakan pengemis uangnya. Pengemis sudah berevolusi sekarang!. Jangan – jangan beberapa tahun yang akan datang pengemis di pinggir jalan sudah memakai mesin imprinter jadi tinggal gesek saja kalau kita mau ngasih duit.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline