Cukup banyak orang yang mau melihat ini. Karena dipaparkan dengan begitu malu-lalu. Tapi tanpa adanya keraguan barang sedikitpun! Menceriterakan tentang perihal yang dalam ranah lingkupan bisnis atau komersial mempunyai efek ngggg komersial.... Hahaha, saya sepertinya sudah kehabisan kata-kata. Sebetulnya tidak butuh perenungan cq kontemplasi untuk menuliskan ini. Karena ini adalah hal yang biasa ajja. Sayang kan kalau harus menghabiskan berdetik-detik waktu berharga hanya untuk mencari-cari diksi yang tepat bagi kata-kataku. Apalagi KBBI-ku berada jauh nunnnn di pulau jawa sana. Kalaupun ada di sini kujuga tidak mau repot-repot membuka-bukanya. Karena aku sudah terbiasa mengandalkan diksi inspiratif dari langit. Dari sesuatu yang tidak ada dan takjelas batasnya.
Sebenarnya begini. Saya mau berbagi pengalaman tentang manajemen bandwith bagi pengguna internet yang kere tapi kece. Karena judul internet hemat untuk orang kere sudah kugunakan sebelumnya, (maka) kali ini supaya variasi dan tidak varises kugunain ajja tulisan berjudul internet hemat untuk orang kece. Kebetulan saya memang kece menurut pendapat saya sendiri. Walau kata saingan-saingan saya, saya enggak ganteng-ganteng amat (jangan muntah dong ya dot kom, hahahaha).
Salah sebuah provider--entah dalam pengertian penyedia atau penyelia alias cukong cq makelar--jaringan internet hemat yang cukup intens penetrasinya dan cukup luas cakupannya adalah (maaf) Telkomsel; dengan produk flash-nya yang sekarang punya sistem pembelian per-quota, atau bukan time limit. Nah, dengan hitungan pembayaran per volume ini, maka duit kita terpakai berdasarkan besarnya ukuran data yang disedot oleh komputer atau gadget kita. Untuk daerah yang tidak tersentuh jaringan 3G alias masih (susno) 2G alias GPRS kita bisa gunakan web gateway atau browser gateway guna memperkecil (memadatkan/kompresi) ukuran file data yang kita browsing atau download sekaligus tentu akan mempengaruhi untuk mempercepat proses transimisi datanya. Nah, ada satu pola yang menarik berdasarkan pengalaman saya menggunakan saluran seperti ini sebagai sarana koneksi ke jaringan internet. Ternyata proses loading atau pulsa atau kuota kita yang dihitung dan terpakai tidak hanya murni dari halaman web yang kita download, baik yang proses sent data atau receivenya. Setiap sekitar 30 menit biasanya selama kurang lebih 1-2 menit proses transmisi data akan jalan sendiri tanpa kita melakukan download data dari server ke terminal user (<== ceileeee, kereen bahasanya bok!). Lalu kemudian selain ini, beberapa saat sebelum rutinitas 30 menitan ini berjalan biasanya proses transmisi data juga akan jalan sendiri dengan lonjakan tajam secara tiba-tiba selama beberapa detik. Kalau ritual 30 menitan pertama tadi berlangsung cukup lama namun dengan kecepatan yang cukup lambat di bagian sent datanya, (maka) prosesi sesaat sebelum 30 menitan yang pertama ini berlangsung sebentar saja namun sangat kencang banged dan ngagetin selama beberapa detik di bagian receive-nya. Loading ilegal yang pertama saya lihat akan menghabiskan bandwith unless kita sebanyak sekitar 50 KB, sedangkan loading ngagetin ilegal yang kedua akan memakan lebih dari 100 KB. Entah sampai berapa untuk yang kedua ini, karena biasanya saya segera menghentikannya begitu mata menangkap lonjakan trafik ilegal mendadak tersebut di task manager komputer. Memang sekitar 150 KB itu sebetulnya enggak berapa sih, tapi lumayan juga saya kira buat saudara-saudaraku pengguna internet hemat untuk orang kere meski dia kece. Bahkan saya tidak jarang browsing dengan menggunakan gateway filter (yang di-setting sehemat mungkin) selama lebih kurang setengah jam tersebut menghabiskan bandwith tak lebih dari 100 KB (30-40 rupiah). Kece banget sih loo!
Solusinya,
pertama kali ini: matikan koneksinya jika kita sedang membaca web page, terutama jika halaman web dengan ukuran lumayan besar dan butuh waktu cukup lama--dalam pengertian lebih dari satu menit--untuk membacanya. Kedua, jika kita telah berada dalam posisi yang bisa memperkirakan ritual 30 menitan tadi gunakanlah kesempatan itu untuk kebutuhan surfing link dan tinggalkan web page yang perlu dibaca lama tersebut untuk dipelototin nanti setelah koneksi diputus (sementara). Saya biasanya saking kecenya tak pernah menyia-nyiakan satu huruf pun dari setiap web page yang saya browse untuk dibaca. Untuk halaman web yang kemungkinan besar sering di-view dan jarang re-face di servernya saya suka simpan saja di hardisk-ku meski ini menimbulkan kerepotan baru bernama manajemen file dan folder di komputer kita. Terakhir, sekalian memutuskan koneksi ketika tidak digunakan loading ini diduga akan menghemat eksploitisir atas daya pakai modem kita. Cuma memang repot kalau tiap bentar jadi putus nyambung-putus nyambung gitu. Gak tau juga nih pengaruhnya ke kestabilan windows atau OS komputer, karena saya sendiri memang windows-nya waktu terakhir di-instal ulang kemaren saya dempet-dempetin ajja tanpa memformat ulang partisi C-nya; dan saya membiarkan saja jika windows acap error karena sudah tahu solusi untuk meng-execute program connection-nya dari tab run sepanjang ia tidak minta di-re-start-in.
Ok deh, itu aja kabar nggak penting dari saya. Bisa jadi itu terjadi--ritual 30 menitan tadi--bukan mekanisme dari Telkomselnya melainkan tradisi rutin OS kita ataupun bacause karena infeksi virus internal maupun serangan eksternal. Gw gak taulah, rese. Gaptek lah gw. Maka oleh karena itu sebab saya menulis artikel internet hemat untuk orang kere tapi kece ini. Biarin deh, "biar kere asal kece". Walaupun prinsip universal mengajarin, "biar nggak kece, asal nggak kere". Karena kalau zaman dahulu kala ada cerita tentang Datuak Maringgih yang mengejar-ngejar Siti Nurbaya, (maka) Siti-Siti Nurbaya jaman sekarang justru yang doyan mengejar-ngejar para Datuak Maringgih. Hahahahaha, salam kere, salam kece!
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H