Lihat ke Halaman Asli

Menembus Kompas dengan Opini

Diperbarui: 17 Juni 2015   13:14

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Media. Sumber ilustrasi: PIXABAY/Free-photos

Pemikiran hanya akan menjadi angan jika tidak dituangkan ke dalam bahasa lisan atau tulisan. Pemikiran atau gagasan perlu disalurkan, meski terkadang kita sendiri menilainya pasaran. Terkadang pemikiran yang dianggap pasaran, justru menjadi dasar bagi sebuah penelitian yang tak terbantahkan. Untuk itu, bagi rekan-rekan yang memiliki ide atau gagasan jangan sungkan untuk disalurkan, karena tidak tertutup kemungkinan ide tau gagasan yang rekan-rekan sampaikan dapat membawa perubahan di masa depan.

Bagi rekan-rekan yang ingin berbagi ide atau gagasan dalam bentuk tulisan, pada artikel ini saya ingin berbagi informasi terkait kriteria tulisan yang layak dipublikasikan. Informasi ini saya berikan berdasarkan pengalaman berkali-kali mengirimkan tulisan, dan berkali-kali pula mengalami penolakan. Dari sepuluh tulisan yang pernah saya kirimkan, delapan mengalami penolakan dan dua pernah diterbitkan. Salah satunya di Koran Kompas. Dari pengalaman saya mendapat pelajaran, bahwa untuk bisa menghasilkan tulisan yang layak dipublikasikan, tidak cukup hanya bermodalkan niat dan semangat juang, tetapi juga perlu memerhatikan krtiteria-kriteria penulisan yang diinginkan oleh media sasaran.

Bagi rekan-rekan yang ingin memublikasikan tulisan, berikut beberapa kriteria yang perlu diperhatikan.

Pertama, tulisan yang dihasilkan asli, bukan plagiasi, bukan saduran, bukan terjemahan, bukan sekadar kompilasi, bukan rangkuman pendapat atau buku orang lain. Artinya, ketika rekan-rekan menulis artikel tentang topik tertentu, apa yang dituliskan harus mengandung ide atau gagasan baru, tidak cukup hanya mengandalkan kutipan-kutipan pendapat kemudian ditulis dalam bentuk rangkuman. Jika tulisan hanya mengandalkan rangkuman dari hasil pemikiran orang lain, maka bisa dipastikan tulisan rekan-rekan tidak akan dipublikasikan.

Dari pengalaman saya, tulisan-tulisan yang layak dimuat di koran kompas tidak selalu harus berdasarkan hasil penelitian atau survey secara mendalam, namanya juga opini. Yang selalu menjadi penekanan dari Redaksi Kompas adalah artikel yang ditulis harus mengandung ide atau gagasan yang sesuai dengan bidang keahlian. Misalnya, saya adalah guru, saya punya ketertarikan dengan keadaan sosial politik yang berkembang di Indonesia, berkali-kali saya mengirimkan artikel tentang politik ke Kompas tidak pernah dimuat. Alasannya selalu sama, yaitu topik politik tidak sesuai dengan bidang keahlian saya. Ketika saya menggantinya degan topik pendidikan, akhirnya dimuat karena tulisan saya dianggap layak dan sesuai dengan bidang dan latar belakang saya sebagai seorang guru.

Kedua, artikel yang rekan-rekan tulis belum pernah dimuat di media atau penerbitan lain. Media besar seperti Kompas, tidak ingin artikel yang dimuat dalam kolomnya juga dimuat di media lain, tentu saja hal ini terkait dengan nilai jual dan nama baik Kompas sebagai media berskala nasional. Oleh karena itu, disarankan untuk tidak mengirimkan tulisan secara bersamaan kepada dua media yang sama (sama-sama media berskala nasional). Anda boleh saja mengirimkan tulisan ke dua media sekaligus, asalkan cakupannya berbeda. Misalnya tulisan dikirimkan secara bersamaan ke Kompas dan Koran lokal Sriwijaya Pos, ini tidak akan menjadi masalah karena cakupannya berbeda. Hal ini penting diperhatikan, karena jika Anda melanggar risiko terburuk yang bisa Anda terima adalah nama Anda akan di black list oleh media yang bersangkutan.

Ketiga, topik yang diuraikan atau dibahas adalah sesuatu yang aktual, relevan, dan menjadi persoalan dalam masyarakat. Artinya, topik yang diangkat dalam tulisan harus kontekstual dan sedang hangat dibicarakan, jangan mengangkat topik yang tidak sedang menjadi sorotan masyarakat. Jika Anda asal-asalan memilih topik tanpa memperhatikan sisi aktulitas, maka dapat dipastikan tulisan Anda tidak akan dipublikasikan.

Keempat, karena Kompas adalah media umum dan bukan majalah atau jurnal dari disiplin ilmu tertentu, maka substansi yang dibahas menyangkut kepentingan umum, bukan kepentingan komunitas atau kelompok-kelompok tertentu. Oleh karena itu, bagi rekan-rekan yang ingin mengirimkan artikel ke Redaksi Kompas, agar tidak mengangkat topik yang terlalu sempit dan hanya terbatas pada kepentingan kelompok-kelompok tertentu, pilihlah topik-topik yang sedang hangat dibicarakan dan sedang menjadi fokus perhatian media sasaran.

Kelima, artikel mengandung hal baru yang belum pernah dikemukakan penulis lain, baik informasinya, pandangan, pencerahan, pendekatan, saran, maupun solusinya. Dalam hal ini, rekan-rekan tidak cukup hanya mengandalkan kutipan-kutipan dari hasil pemikiran orang lain, apalagi menyadur tulisan pengarang dari luar kemudian mengakuinya sebagai karya sendiri. Dalam penulisan artikel, gagasan atau ide dari orang lain hanya digunakan sebagai dasar untuk meperkuat pokok pikiran yang disampaikan oleh penulis. Jadi yang menjadi fokus tetap ide tau gagasan murni dari penulis artikel tersebut. Namanya juga artikel opini, yang dibutuhkan adalah pemikiran kritis rekan-rekan, bukan kutipan atau rangkuman karya orang lain.

Keenam, uraiannya bisa membuka pemahaman atau pemaknaan baru maupun inspirasi atas suatu masalah atau fenomena. Artinya, isi tulisan diharapkan berisi pemikiran atau konsep yang menawarkan solusi atas permasalahan yang dibicarakan. Tulisan yang disampaikan jangan sampai bersifat provokatif dan dapat memunculkan permasalahan baru. Intinya, sebisa mungkin Anda menawarkan solusi dari permasalahan yang Anda kritisi.

Ketujuh, penyajian tidak berkepanjangan, dan menggunakan bahasa populer atau luwes yang mudah ditangkap oleh pembaca yang awam sekalipun. Panjang tulisan 3,5 halaman kuarto spasi ganda atau 700 kata atau 5000 karakter (dengan spasi) ditulis dengan program Words.

Kedelapan, artikel tidak boleh ditulis berdua atau lebih. Artinya, bahwa apa yang disampaikan merupakan hasil pemikiran satu orang. Dengan demikian pertanggungjawaban atas isi artikel tersebut juga murni menjadi tanggung jawab satu orang penulis. Jika penulis lebih dari satu, dikhawatirkan jika ada masalah akan terjadi saling lempar tanggung jawab.

Kesembilan, penulis menyertakan data diri atau daftar riwayat hidup singkat, termasuk nomor telepon atau handphone, nama Bank dan nomor rekening. Hal ini terkait kepentingan tim redaksi untuk mengetahui latar belakang pendidikan dan bidang keahlian yang Anda kuasai. Selain itu, informasi ini juga penting untuk pengiriman honor apabila tulisan Anda dinyatakan layak terbit. Honornya lumayan, untuk satu artikel, Kompas berani membayar Anda sebesar Rp 950.000.

Nah, rekan-rekan demikian beberapa kriteria yang perlu diperhatikan dalam penulisan artikel agar layak dipublikasikan di media massa. Kembali saya ingatkan bahwa jangan takut beropini, jangan takut menuangkan pikiran. Mungkin bagi rekan-rekan pemikiran tersebut tidak begitu penting, tetapi bagi orang lain bisa saja akan menjadi sumbangan yang berharga. Jika sudah selesai menulis, jangan lupa kirimkan tulisan Anda ke alamat e-mail opini@kompas.co.id. selamat mencoba dan semoga sukses!

Oleh,

Welly Hadi Nugroho Seran, S. Pd.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline