Lihat ke Halaman Asli

Weli Daniati

mahasiswa

Lerak (Sapindus rarak) Detergennya Orang Bijak

Diperbarui: 11 Desember 2023   15:03

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilmu Alam dan Teknologi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Anthony

 

Lerak (Sapindus rarak) Detergennya Orang Bijak 

 

Permasalahan lingkungan adalah hal yang tidak kunjung mendapat penyelesaian, begitu rumit dan kompleks. Saat satu masalah berhasil diselesaikan, masalah baru hadir lebih banyak dari dugaan. Semakin dewasa, bumi tidak kunjung baik-baik saja. Tanah, air, dan udara yang menunjang aspek kehidupan malah berada dalam kondisi yang mengkhawatirkan. Tanah yang berkurang kesuburannya akibat hujan asam, sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan oleh mikroorganisme pengurai, dan kematian dari mikroorganisme tanah yang berperan dalam penguraian sampah akibat pembuangan limbah cair seperti deterjen, cat dan oli. Beralih pada kondisi air saat ini. Sungai-sungai berair jernih hanya menjadi kenangan manis masa lalu, kini sungai identik dengan aliran yang berwarna coklat.   Pencemaran air disebabkan oleh beragam faktor yaitu pembuangan sampah rumah tangga ke sungai, pembuangan limbah pabrik, pembuangan limbah deterjen yang mengancam keberadaan biota air, dan aktifitas tambang yang membuat air menjadi sangat keruh. Hal yang sama juga terjadi pada udara. Kualitas udara tidak kunjung membaik yang disebabkan oleh banyak faktor di antaranya aktifitas gunung vulkanik yang menghasilkan abu dan gas, pembakaran hutan, kegiatan mikroorganisme, dan kombinasi kegiatan manusia yang menyumbang banyak polutan seperti pembakaran sampah rumah tangga di ruang terbuka, polusi kendaraan bermotor, dan polusi yang disebabkan oleh kegiatan industri. Kegiatan manusia yang tidak bijak menjadi sumber masalah dan beban bagi lingkungan. Beban yang ditanggung lingkungan semakin hari semakin banyak, jika terus-terusan begini bumi akan sekarat dan seluruh makhluk yang ada di bumi tidak akan menemukan kenyamanan lagi, yang ada hanya hari-hari penuh khawatir karena berdampingan erat dengan bencana.

Sebagai manusia kita tidak dapat terus-terus abai akan banyak masalah lingkungan yang hadir. Manusia harus memberikan kontribusinya dalam menjaga dan memelihara lingkungan karena jasa ekosistem yang diberikan lingkungan dinikmati oleh semua manusia baik secara langsung maupun tidak langsung. Menjaga lingkungan bukan hanya tugas dari dinas lingkungan hidup, bukan hanya tugas pemerintah, bukan hanya tugas segelintir orang saja, tapi menjaga dan memelihara lingkungan wajib seluruh manusia. Beberapa tahun belakangan mulai diperkenalkan sebuah gerakan sosial yang bernama zero waste, di mana program ini mengajak kita untuk lebih bijak dalam mengkomsumsi suatu produk, menjadi lebih sadar terhadap dampak lingkungan yang diakibatkan oleh sampah dan mengajak kita agar lebih bertanggung jawab terhadap lingkungan. banyak hal yang mudah diterapkan untuk memulai gaya hidup zero waste yaitu dengan cara mengurangi penggunaan sampah plastik, mendaur ulang barang yang sudah tidak terpakai, menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan, hindari gaya hidup komsumtif, dan lain-lain.

Salah satu hal yang menarik yang dapat dilakukan dalam penerapan gaya hidup zero waste adalah menggunakan bahan yang lebih ramah lingkungan. Pada kehidupan sehari-hari kita hanya memikirkan hal yang praktis namun tidak memikirkan dampak yang akan terjadi akibat perbuatan kita dalam memakai produk yang tidak ramah lingkungan. Contohnya penggunaan detergen yang umum digunakan yang ternyata malah berdampak tidak baik bagi tanah karena mengandung zat kimia yang dapat membunuh mikroorganisme yang berperan penting bagi kesuburan tanah, mencemari udara karena bau busuk yang ditimbulkan, dan apabila limbah ini mengalir ke sungai dapat menyebabkan pencemaran sungai akibat zat kimia berbahaya yang terkandung di dalam sabun.

Saat ini sosial media sedang diramaikan dengan salah satu tumbuhan ajaib yang memiliki banyak manfaat dan tidak menyumbangkan dampak yang buruk bagi lingkungan serta bagi manusia. Lerak (Sapindus rarak) merupakan tanaman yang viral karena bijinya mengandung saponin yang dapat dimanfaatkan sebagai alternatif detergen untuk mencuci pakaian sehari-hari, mencuci piring, untuk mengepel lantai, dan lerak juga dapat dimanfaatkan untuk membuat shampoo. 

Buah lerak mengandung komponen di antaranya, saponin sebesar 28%, alkaloid, polifenol, antioksidan, flavonoid dan tamin. Senyawa alkaloid bekerja sebagai antibakteri dengan mengganggu penyusunan peptidoglikan pada sel bakteri sehingga pembentukan dinding sel menjadi tidak sempurna. Senyawa polifenol atau fenol bekerja sebagai antibakteri dengan cara mendenaturasi protein sel dan menghambat sintesis asam nukleat. Senyawa flavonoid bekerja dengan mengikat protein sehingga mengganggu proses metabolisme. Senyawa tanin bekerja dengan mengkoagulasi protoplasma bakteri. Senyawa saponin bekerja dengan meningkatkan permiabilitas membran sel bakteri. Senyawa yang berperan besar dalam pembuatan sabun ini adalah saponin. Di mana saponin ini terdapat pada seluruh bagian tanaman, dan yang paling tinggi terdapat pada bagian buah. Hal ini terindikasi dari buah lerak yang memiliki rasa pahit serta menghasilkan busa dalam air. Saponin inilah yang digunakan sebagai bahan pencuci dan dapat pula digunakan sebagai pembersih berbagai peralatan dapur, lantai bahkan memandikan hewan peliharaan. Saponin akan menghasilkan busa ketika diberi dengan air. Saponin pada buah lerak menghasilkan rasa pahit karena keberadaan aglikon jenis triterpenoid sebagai hasil dari reaksi hidrolisis. Aglikon tersebut menjadikan saponin buah lerak memiliki senyawa non polar. Sedangkan ketika buah lerak yang bereaksi dengan air menghasilkan busa yang stabil menandakan saponin buah lerak memiliki senyawa polar. Adanya senyawa polar dan non polar tersebut menjadikan saponin buah lerak masuk dalam kategori surfaktan sehingga dapat berguna sebagai pengganti surfaktan buatan dalam pembuatan sabun dan produk kebersihan lainnya.

Prinsip kerja saponin buah lerak sama dengan prinsip kerja surfaktan yaitu dengan menurunkan tegangan permukaan air dan mengemulsikan noda dan lemak. Ketika saponin larut dalam air, maka kepala hidrofilik akan mengarah ke air untuk menurunkan tegangan permukaan air sehingga air dapat masuk ke dalam pori-pori kain sedangkan ekor lipofilik akan mengarah ke noda dan lemak pada kain untuk mengemulsi keduanya sehingga noda dan lemak dapat terangkat. Selanjutnya kepala hidrofilik akan menarik ekor lipofilik dan saat pembilasan kain menjadi bersih dari noda dan lemak. Kinerja saponin yang berasal dari tanaman (genus Sapindus) setara dengan surfaktan buatan jenis non ionik dalam mengemulsi noda dan lemak. Selain itu saponin dari tanaman memiliki kelebihan lain yaitu dapat terurai, terbarukan, ramah lingkungan, terhindar dari toksisitas serta memiliki kelebihan dalam bidang kesehatan untuk antitumor, antiinflamasi dan antimikroba. Meski demikian, Sabun lerak memiliki beberapa kelemahan yaitu tidak dapat bertahan lama layaknya sabun detergen sintetis. Sabun lerak dapat bertahan selama 7-10 hari tergantung cara penyimpanan.

Dalam rangka memberi kontribusi menjaga dan memelihara lingkungan terdapat beberapa hal kecil yang dapat kita lakukan namun ternyata berdampak besar bagi lingkungan. Pengurangan penggunaan detergen sintesis dan mulai beralih menggunakan lerak sebagai detergen merupakan langkah kecil yang berdampak besar dalam menyelamatkan lingkungan dari pencemaran.

 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline