Lihat ke Halaman Asli

Welhelmus Poek

Foto Pribadi

Nostalgia Pulau Lombok dan Arti Persahabatan

Diperbarui: 21 Maret 2021   13:22

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Diary. Sumber ilustrasi: PEXELS/Markus Winkler

"Kota ini sudah mengalami banyak perubahan". Begitulah kesan pertama saya ketika tiba di Lombok, 14 Desember 2019. Hampir dua puluh tahun yang lalu, saya pernah datang ke Lombok untuk mengikuti pertemuan dengan para petinggi Pertamina. Pertemuan yang dikhususkan bagi kami penerima beasiswa dari salah satu BUMN atau salah satu perusahaan plat merah terbesar di Indonesia ini. 

Kebetulan waktu itu saya dipilih mewakili mahasiswa Universitas Nusa Cendana Kupang yang menerima beasiswa tersebut. Pada saat itu, pertemuan antara pihak Pertamina dan para penerima beasiswa diadakan di Hotel Lombok Raya, Mataram. Kala itu, sempat terlintas untuk kembali lagi ke Pulau ini suatu saat nanti.

Pada tahun 2015, saya kembali melewati Pulau Lombok. Kali ini dalam perjalanan pulang dari Grobogan, Jawa Tengah, setelah purna tugas di Plan International Indonesia. Namun,saat itu kami melewatinya pada saat malam hari sehingga saya tidak bisa secara jelas melihat perubahan-perubahan yang ada. 

Memang perjalanan darat waktu itu tidak bermaksud untuk mengeksplore Pulau Lombok. Karena tujuan kami melewati pulau ini hanya untuk melanjutkan perjalanan darat kami ke Kupang, Nusa Tenggara Timur.Perjalanan tersebut bukan saja cukup menyita waktu dan tenaga, tetapi juga sangat memorable bagi saya pribadi karena merupakan perjalanan darat terpanjang saya sejauh ini.

Sementara itu, perjalanan saya ke Lombok kali ini benar-benar sangat mengesankan.Pertama, saya merasa terhormat diundang mengikuti resepsi pernikahan adik perempuan dari sahabat saya, Ajeng. Resepsi tersebut diadakan di Islamic Center, yang juga merupakan pusat Mesjid Raya di Kota Mataram, Nusa Tenggara Barat. Selain itu, kehadiran saya di acara resepsi tersebut sekaligus menjadi momen yang sangat berarti sekali karena untuk pertama kalinya saya berkesempatan mengikuti sebuah acara resepsi pernikahan di Nusa Tenggara Barat. Such a great experience.

Kedua, ini adalah suatu bentuk penghargaan tertinggi saya untuk sebuah persahabatan.Walaupun persahabatan saya dan Ajeng boleh dibilang baru seumuran jagung, bagi saya Ajeng adalah sosok sahabat terbaik. It is not as early to claim, but honestly, I can feel that sense in between our friendship. Mengenal seorang sahabat seperti Ajeng, adalah sebuah anugerah. Therefore, there is no reason for me not to attend this special invitation. Eventually, my dear buddy, Ajeng, we did it :-). Again, this was my incredibly and mostprofound appreciation for our friendship. And one more, hopefully, we should have our trip toattend my graduation in Australia, next year :-).

Persahabatan saya dan Ajeng berawal ketika saya masih menjadi Ketua Perhimpunan Pelajar Indonesia di Australia the Australian Capital Territory (PPIA ACT), periode2018-2019. Awalnya, Ajeng mengontak saya untuk mendapatkan beberapa informasi terkait living and studying in Australia. Ya, hal itu ditanyakan karena Ajeng sendiri berencana melanjutkan studynya di Australia. Komunikasi kami terus berlanjut. 

Hingga suatu hari,Ajeng menyampaikan rencananya ke Australia bersama Ibundanya sebelum akhir 2019. Rencana ini kemudian tidak terlaksana karena ternyata bidang study yang mau diambil tidak tersedia dalam list universitas di Australia sebagaimana yang tersedia dari sumber beasiswa yang diperoleh Ajeng, yakni LPDP. Ajeng harus ke Amerika, jika mau melanjutkan study dengan support dari beasiswa tersebut.

Komunikasi kami tidak berhenti disini. Selayaknya sebuah persahabatan, kami terusmen jaga komunikasi, walau hanya melalui media sosial yang tersedia. Ketika menjelang kepulangan saya ke Indonesia karena telah meyelesaikan study Master di Australia, Ajeng kemudian menyampaikan bahwa adiknya akan menikah di bulan Desember 2019. Secara kebetulan, rencana kepulangan saya dalam kisaran tanggal pernikahan mereka. 

Disinilah saya mengambil keputusan untuk pulang sebelum tanggal pernikahan itu dan bisa menyempatkan diri hadir pada acara resepsi mereka. Akhirnya, semuanya berjalan sesuai rencana. Baik Ajeng maupun saya amat sangat senang bisa ketemu face-to-face pada kesempatan ini.

Ketiga, Lombok akan menjadi tuan rumah MotoGP 2021. Ya, jika semua berjalan lancar, maka kita bisa menyaksikan perhelatan akbar MotoGP di tanah air. Setelah Sentul pernah jadi tuan rumah, kali ini Sirkuit Mandalika, Lombok, akan menyuguhkan ajang balapan motor terakbar seanteru dunia. Kita akan menyaksikan aksi Valentino Rossi, Marc Marquez dan pembalap top dunia lainnya di Lombok. Sebagai fans berat ajang balapan ini, tentunya saya tidak ingin melewatkan kesempatan ini. 

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline