Lihat ke Halaman Asli

Welhelmus Poek

Foto Pribadi

Sumba, Pulau Pujaan

Diperbarui: 4 Oktober 2016   17:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Kampung Adat, Tarung - Sumba Barat | Dokumentasi pribadi

SUMBA, Pulau Pujaan

Sudah lama saya tidak menulis di Kompasiana saking sibuknya dengan pekerjaan, banyak tulisan yang belum sempat saya posting. Hari ini saya coba memulai menulis kembali dari Pulau Sumba, Nusa Tenggara Timur.

Ya, Pulau ini sangat menarik buat saya. Sudah sekian lama tahun saya memimpikan untuk berkarya disini dan akhirnya terjawab di Tahun 2016. Selama ini, saya hanya menikmati keindahan Pulau Sandle Wood dari udara. Ada cerita menarik  ketika pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Pulau Pujaan ini. Saat itu, saya dalam perjalanan ke Jakarta dan harus transit di Tambolaka, Sumba Barat Daya. Saat itu, kita tidak diperbolehkan turun karena lama transitnya 20 menit. 

Saya kemudian minta ijin Pramugari hanya untuk mengambil foto di luar dan Puji Tuhan saya diijinkan. Singkat cerita, saya manfaatkan kesempatan emas ini untuk mengabadikan pertama kalinya saya menginjakkan kaki di Pulau yang sangat terkenal dengan eksotisme Savannanya. Setelah mengambil beberapa foto, saya kembali ke Pesawat dengan sambutan senyum manis para pramugari seakan mereka juga senang dengan apa yang saya lakukan di luar. "Sudah puas foto-fotonya belum mas? Tanya Pramugari. "Terima kasih Mbak, setidaknya saya sudah abadikan moment termahal ini" Jawab saya.

Cerita terus berlanjut, tiba-tiba ada pengumuman dari Pramugari, "Bapak, Ibu saat ini kita akan mengalami sedikit keterlambatan penerbangan karena manifest penumpang sementara ditulis manual karena saat ini sedang ada pemadaman listrik di area Bandara. Silahkan Bapak, Ibu boleh turun sambil menunggu di ruang tunggu". Saya pun senang karena tadinya saya hanya foto-foto di sekitar pesawat, kali ini bisa masuk ke area ruang tunggu. Singkatnya, saya senang sekali. Saat saya mau turun, sang bidadari cantik itu kembali menyapa saya "silahkan lanjutkan foto-foto sepuasnya Mas". Sambil menatapnya, saya katakan "Pasti Mbak" kemudian saya berlalu darinya.

Ya, memang pada kesempatan pertama turun dari pesawat, saya melakukan "ritual" menyentuh tanah sambil mencium tanah tersebut dan saya katakan "saya akan kembali dengan sebuah karya besar". Tuhan pun menjawab doa tersebut.

Juni 2016, saya diberi kesempatan berkarya di Sumba, melalui INGO Hivos International. Kami ingin menjadikan Sumba sebagai Pulai Ikonis Energi Baru Terbarukan. Ini bukan target yang muluk-muluk, tapi tujuan kami ingin menjadikan Sumba sebagai salah satu Pulau yang menerapkan 100% Energi Baru Terbarukan. Memang tidak mudah mencapai target ini. Banyak tantangan, tapi kami meyakini bahwa dengan kerja keras dan kerja cerdas apapun tantangannya pasti akan kita lalui dengan baik.

Sumba memang bukan sekedar pujuan, Sumba sudah mendunia. Potensi alamnya menjadikan pulau ini semakin dilirik banyak investor. Para pensohor film pun memilih Sumba sebagai salah satu lokasi shooting. Tiap hari banyak tourist datang menyapa di wilayah ini. Tak tanggung-tanggung, Ronaldo (CR7), Raja Arab, Pink, dan masih banyak public figur dunia yang memilih dan memuja keindahan Sumba sebagai destinasi liburan mereka.

Kalau mau dicerita, tidak akan pernah habis. Cerita ini akan berlanjut, karena saya pun telah menjadikan Sumba sebagai Pulau Pujaan dan pastinya saya akan terus berkarya disini.

Waingapu, 04 Oktober 2016

***Welhelmus Poek***




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline