[caption id="attachment_404023" align="aligncenter" width="780" caption="Logo Indonesia Super League (ISL) 2015 (Kompas.com/Dok. PT Liga Indonesia)"][/caption]
Tidak hanya menjadi bidak di lapangan, menjadi juru taktik Timnas Indonesia barang pasti merupakan suatu impian bagi setiap penggemar sepakbola di negeri ini. Tidak hanya bermandat meramu bakat orang pilihan, tapi juga bertaruh harga diri demi negeri. Bukan hanya seorang pemikir pantang mengeluh, tapi juga sesosok motivator tangguh.
Mungkin kata itu tidak berlebihan jika saya sematkan pada para pelatih Timnas kita. Memang benar! Dari sekian ratus juta penduduk Indonesia, mereka dituntut memilih minimal 11 orang untuk mewakili negeri besar ini. Selain itu, pelatih timnas juga harus berani memikul beban berat setumpuk ekspektasi masyarakat yang sudah mulai menggunung. Mereka wajib mengalirkan dahaga prestasi yang sekian lama telah membeku, jika tidak! makian dan siulan yang menghakimi. Kadang kala seseorang dengan segudang pengalaman dan taktikpun tidak cukup untuk pangkat ini, mereka juga harus punya bakat bak seorang pakar psikologi yang harus mengangkat moril pemainnya dengan seabrek permasalahan. Pemain dengan permasalahan tunggakan gaji lah… kontrak dengan durasi pendek lah… dan atau jadwal kompetisi yang tidak jelas jluntrungnya lah…
Berangkat dari apresiasi itu, saya mencoba mengulas dan menimbang para mantan pelatih timnas merah putih yang akan menjadi juru taktik club-club peserta ISL 2015 mendatang. Akankan mereka mampu membawa club pengontraknya memenangi kompetisi itu?, ataukah bernasib sebaliknya gagal berbicara banyak di liga?
1. Benny Dollo
[caption id="attachment_404002" align="aligncenter" width="300" caption="Benny Dollo (Kompas.com)"]
[/caption]
Pola permainan yang diusung pelatih dengan sapaan akrab Bendol ini cenderung menggunakan formasi 4-5-1, dengan satu penyerang tunggal di depan dan menumpuk banyak pemain di tengah. Dengan pengalaman yang dimiliki Bendol di kompetisi ISL tentu merupakan faktor plus tersendiri. Bendol faham betul atmosfir persepakbolaan nasional dari segi apapun, mulai dari sebaran pemain ataupun peta kesehatan klub nasional. Itu terlihat dari kelihaiannya memilih pemain untuk mengisi tim ataupun keputusan membesut club yang terbilang sehat selama ini.
Sriwijaya FC dengan manajerial club yang sehat dikombinasikan pengalaman dan segudang taktik Bendol tentu adalah perpaduan tepat dalam menjalani kompetisi ISL 2015. Didukung dengan pemain-pemain berkualitas di dalamnya macam Ferdinand Sinaga, Raphael Maitimo dan Titus Bonay tentunya menjadi amunisi bagi Bendol untuk menyajikan permainan menyerang nan indah. Dengan kombinasi ketiga faktor tersebut sangat dimungkinkan bagi Sriwijaya FC dengan Bendolnya mampu menjadi calon kuat juara ISL 2015, bersanding dengan club mapan macam Persib Bandung, Persipura Jayapura, atau Arema Cronous.
2. Alfred Riedl
[caption id="attachment_404016" align="aligncenter" width="300" caption="Alfred Riedl (Kompas.com)"]
[/caption]
Pelatih asal Austria ini sangat menyukai pola formasi 4-4-2 seperti yang ditunjukkannya saat menangani timnas Indonesia di piala AFF 2010. Alfred Riedl merupakan juru taktik yang sarat pengalaman dan pernah melatih beberapa negara dari Eropa hingga Asia. Namanya mulai populer di tanah air ketika mampu mengantarkan timnas Indonesia menjadi runner-up Piala AFF 2010 lalu. Pelatih yang satu ini juga kaya akan taktik dan strategi permainan.