Lihat ke Halaman Asli

Keluhan Seorang Golput

Diperbarui: 25 Juni 2015   23:05

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Saya buta politik. Tak pernah suka. Saya sering bilang disini, bahwa saya tak pernah paham dengan politik, apapun pembahasannya. Bahkan belakangan, beberapa PEMILU saya lewati dengan menjadi GolPut. Meskipun saya sering menjadi anggota KPPS, yang artinya saya hadir di TPS, saya lebih memilih untuk membatalkan suara saya dari pada memilih kucing dalam karung. Sering kali orang-orang mengatakan saya sombong, karena lebih memilih untuk membatalkan suara daripada memilih yang paling tidak mendekati sebagai "Orang Baik". Tapi, bukankan segala kebaikan para calon, keramahan dan kejujuran hanya diperlihatkan ketika proses pemilihan berlangsung. Dan ketika pemilihan selesai dan mereka terpilih, segala hal-hal baik itu seperti menguap hilang.

Dan saya membuktikannya dengan beberapa pemilu yang telah saya lewati. Ketika mayoritas terpilih dan memenangkan pemilihan, maka segala keburukan mereka keluar sudah. Partai terbesar, presiden terpilih, Gubernur Sumatera Utara, Walikota Medan, semua yang merupakan mayoritas, tersandung begitu banyak hal yang berujung pada kekecewaan. Bahkan yang terakhir, saya bahkan tau lebih dari itu. Lalu, kenapa saya tidak memilih yang minoritas, jika saya ingin sebuah perubahan? Pasti itu yang akan dipertanyakan kepada saya. Apakah 1 suara saya akan bisa membuat pilihan minoritas serta merta naik? Atau, jikapun benar demikian, apakah benar, minoritas akhirnya bisa berjanji dan bersikap sesuai dengan janji-janji politiknya? Who knows? Nobody!

Lalu, apakah pada pemilihan berikutnya saya akan golput lagi? Entah. Tapi yang pasti saya muak dengan segala kelakuan elit yang seolah-olah tak pernah malu untuk mengumbar segala keburukan mereka. Kita sudah taulah, dari segala macam berita-berita yang beredar ditelevisi hampir setiap jam, selalu saja membongkar keburukan para koruptor. Begitupun, selalu dengan berbagai cara, mereka tetap saja bisa lolos dari jerat hukum. Lalu, siapa lagi yang bisa saya percaya, selain TUHAN?

Kali ini, Jembatan Kutai Kertanegara juga membongkar kebobrokan para pejabat yang terlibat didalamnya. Demi Tuhan, sebuah sarana yang diperuntukkan untuk orang banyak, yang mestinya mengedepankan keselamatan orang banyak, tetap saja di korupsi. Dan hasilnya, kita semua sudah tau. Lalu,apakah kasus Jembatan Kutai Kertanegara yang sudah runtuh ini, juga akan masuk PETI ES, hanya karena berhubungan dengan ORANG KUAT ? Jika begitu, apakah NURANI juga benar-benar sudah terkubur dibawah puing-puing jembatan dan tenggelam didasar laut?

Entahlah. Saya hanya seorang Golongan Putih. Ada yang pernah bilang, bahwa para GOLPUT tak berhak bersuara dinegeri ini. Kami tidak memilih siapapun. Maka, saya hanya bisa berteriak disini. Atau, jika anda berkenan, tolong sampaikan keluhan saya ini kepada para petinggi. Karena, meski saya tak memilih, saya juga membayar pajak.




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline