Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Hujan Tengah Hari

Diperbarui: 7 Desember 2022   08:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hujan|sumber: spectrumnews1.com

HUJAN TENGAH HARI

hujan menetes tengah hari
airnya membasahi ranting-ranting pohon di depan rumahku
suaranya nyaring
tatkala airnya menetesi daun-daun kering
atau daun pisang
awan hitam
menggantung dilangit mendung
semilir angin lembut tiba-tiba
mengalirkan rasa dingin
melumuri sekujur tubuh

hujan kini turun
tanpa agenda yang pasti
diluar prakiraan cuaca bmkg
mungkin ini disebabkan
perubahan iklim
yang memang tengah menjadi trend global
musim taklagi hadir sesuai dengan pakem standar
takbisa lagi persis dengan
narasi pelajaran ilmu bumi tahun
enampuluhan

walaupun oma opa selalu mengingatkan
bahwa hujan itu
mengusung berkat surgawi
namun bagi banyak orang
hujan tetap saja
menghadirkan
cemas dan waswas
bahkan ketakutan
dan pengalaman traumatik

hujan yang menimbulkan banjir menghadirkan kesengsaraan
bagi banyak orang
hidup di tenda-tenda pengungsi
di gedung sekolah
di kantor
akibat banjir
adalah sejarah hitam yang takbisa
dilupakan

hujan kini berhenti
namun awan masih dirundung
mendung
hidup di kekinian
memang dipenuhi beragam perundungan
dirundung duka
dirundung sakit
dirundung pergumulan
dirundung ini dan itu
kita mesti sabar
menghadapi realitas kehidupan
kita memohon kekuatan transendental
agar kita tetap eksis
berhadapan dengan derita
sengsara
luka dan duka
Tuhanlah sumber kekuatan
yang tiada pernah terkalahkan!

Jakarta, 6 Desember 2022/pk.12.12
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline