SERENCENG MIMPI
tiba tiba
serenceng mimpiku yang sporadis
dan fragmentaris
terputus
diujung pagi
di hembus angin pagi yang dingin
dan liar
berhamburan
ke tanah lembab berlumut
yang dipenuhi genangan air
memoriku
yang lemot
dan nyaris expired
sempat mencatat
mimpi-mimpi
sporadis dan fragmentaris itu
ada sohib kentalku
datang berlinang airmata
taksanggup lagi
membiayai sekolah anaknya
karena gajinya sebulan di kantornya hanya
seratuslimapuluh ribu
jika dihitung per hari
padahal berpuluhtahun ia
membanting tulang di kantor
sejak pagi buta hingga mentari tenggelam
ada ratap tangis
warga cianjur
yang kehilangan
seratusdua puluhan lebih
orang-orang terkasih direnggut maut
dan ratusan orang yang mengalami luka
diguncang gempa kemarin siang
amat menyedihkan
negeri ini mengalami begitu banyak
derita mendera
yang seakan terus menerus
dan bertubi-tubi
covid 19
gagal ginjal akut
polio
dan entah apa lagi
sementara penduduk dunia
utamanya pecandu bola
terpukau oleh
penampilan seorang jung kook
selebiriti idola dari korea
pada opening ceremony
pesta olahraga bola di qatar
dengan asesori dan pakaian yang ia kenakan
bernilai puluhan juta rupiah
kehidupan dunia
memang paradoks
dan timpang
dan kita semua
seakan melihat itu semua
sebagai sesuatu
yang biasa-biasa
saja
dan baik-baik saja
ku berjalan didepan rumah
menghirup udara pagi
memberi atmosfir baru
bagi pneumoni
yang melilit dadaku
dari kejauhan ku dengar lantunan azan subuh
memanggil umat
mendirikan sholat
ku mau jalani hari ini dengan iman
dengan empati nyata
bagi saudara sebangsa
yang berduka dan terluka
di cianjur
serenceng mimpi
menjadi bagian dari memoriku
hidup memang tidak selalu indah
tetapi kuyakin
Tuhan akan membuat segalanya indah pada waktunya.
Jakarta,22 November 2022/pk.4.14
Weinata Sairin.