Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Hidup Sejati Mestinya Hidup yang Berkurban

Diperbarui: 8 Juli 2022   05:12

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Hidup yang berkurban | sumber: artofliving.org

HIDUP SEJATI MESTINYA HlDUP YANG BERKURBAN

hidup itu mesti dipenuhiv beragam aktivitas
bukan hanya duduk manis
menatap bianglala
hampa
tanpa makna
hidup standar
mestinya menabur kebaikan
kebajikan
amal saleh
cinta kasih
simpati dan empati

hidup adalah ruang-ruang yang mesti diisi
dengan rajutan karya dan karsa
bukan ruang-ruang lengang
yang didalamnya
banyak orang
hanya merenung
dan tercengang

hidup adalah tatkala litani sukacita
dan mazmur syukur
mengalir
deras membasahi
kanvas kehidupan
menyalakan api cinta kasih
menggelorakan
semangat persaudaraan

hidup standar
mestinya hidup
yang memper sembahkan kurban
kurban bagi Tuhan
bagi bangsa dan negara
bukan hidup
yang mengakibatkan
adanya korban
atau hidup yang mengorbankan
orang lain

hari raya Idul Qurban mengingatkan kita agar hidup kita harus hidup yang dipenuhi kurban
sacrifice
bukan hidup yang mengakibatkan jatuhnya korban
victims
korban- korban
takberdosa
miskin dan papa

hidup kita mesti di penuhi kurban
bukan hanya kurban harta benda, fulus,
aset, surat berharga
kita harus bersedia
dengan ikhlas
mempersembahkan" tubuh
sebagai persembahan yang hidup,yang kudus,dan yang
berkenan kepada Allah
Itu adalah ibadah yang sejati"

hidup itu milik Tuhan
hidup manusia itu
mestinya hidup
yang berkurban
bagi Tuhan
takada pilihan lain.

Jakarta, 8 Juli 2022/pk.2.52
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline