Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Tubuh Lemah Dijamah

Diperbarui: 26 Juni 2022   08:17

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

TUBUH LEMAH
DIJAMAH

jalan mendaki
di lereng gunung penuh kaktus di pagi sejuk
cukup melelahkan
dan mendebarkan
sayup-sayup terdengar suara burung
menyegarkan
mengoyak pagi
memecah sunyi

nyaris tiga tahun hidup dicekam dan dicemari pandemi
menjejakkan kaki
dan menghirup udara pegunungan
seakan memberi nyawa baru bagi kehidupan

hidup memang takboleh monoton dan stagnan
hidup harus penuh warna
ada irama dan genre
yang terbuka
untuk berubah

berkontemplasi di kaki gunung
bagai kaum sufi
yang berjuang melihat dengan mata iman
apa yang terjadi didepan
adalah hal yang amat interesan
dimensi esoteris intrinsik
amat diperlukan dalam sebuah dunia yang amat ramai
tatkala raungan mobil dan manusia menyatu
tanpa harmoni

senjapun ranum
sinar mentari kian memudar
dimamah geliat  malam
yang pelan bergerak
diskusi
refleksi
kontemplasi
rampung

kontemplasi dalam bentuk lesehan terasa juga menusuk jari jemari kaki
namun selalu saja umat beriman yakin
bahwa tubuh lemah
akan di jamah
oleh Sang Pemilik Kehidupan
jika iman kuat dan tangguh
maka hidup itu
selalu indah.

Jakarta, 19 Juni 2022/pk.12.52
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline