HIDUP YANG HIDUP, MENGHIDUPI SESAMA UNTUK HIDUP
hidup yang Tuhan
anugerahkan bagi
umat manusia
adalah sebuah
privilege
sebuah keistimewaan
yang unik spesifik
dan tiada pernah terbandingkan
di sepanjang abad dan zaman
manusia harus terusmenerus
melafaz syukur
ke hadirat yang ilahi
atas rahmat dan karunia Tuhan
yang sedemikian
besar
yang dicurahkan bagi
umat manusia
manusia dianugerahkan
akal budi dan pemikiran
kemampuan berbahasa
pengembangan
budaya
membangun peradaban
bahkan para filsuf
menyatakan
manusia itu memiliki hasrat akan kekuasaan,kekayaan,pengetahuan,kehormatan
manusia kata sang filsuf memiliki keengganan untuk
hidup sengsara
dan mati
menakjubkan
sosok manusia!
hidup manusia itu hidup oleh anugerah Allah
hidup oleh topangan dan belaskasihan Allah
sebab itu hidup manusia mestinya hidup yang takredup
hidup yang bersinar cemerlang
karena imbas
nur ilahi dari atmosfir sakral transendental
manusia harus memuliakan, merawat hidup yang dari Allah
ia harus melawan kematian
menjauhi pembunuhan
menolak genocide
dalam segala bentuknya
hidup manusia baru benar-benar hidup sejati
jika ia mau menghidupi manusia lainnya
tanpa memandang sara, denominasi,ideologi dan rumpun kebangsaan
hidup manusia adalah hidup yang positif konstruktif
terhadap pihak-pihak lain
bukan hidup yang destruktif
terhadap tubuh, alam semesta, rumah-rumah ibadah, aliran-aliran keagamaan
hidup manusia
itu terbatas dan fana
ada durasi
ada titikpuncak dan kulminasi
sementara menuju titik kulminasi
hidup manusia
terfokus kepada
memuji dan memuliakanAllah
serta mengasihi umat manusia
tanpa syarat
mari menghidupi hidup takredup
hidup yang bervisi!
Jakarta, 10 September 2021/pk 2.58
Weinata Sairin