Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Hidup yang Hidup, Menghidupi Sesama untuk Hidup

Diperbarui: 10 September 2021   08:52

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Matahari | Sumber :travelingyuk.com

HIDUP YANG HIDUP, MENGHIDUPI  SESAMA UNTUK HIDUP

hidup yang Tuhan
anugerahkan bagi
umat manusia
adalah sebuah
privilege
sebuah keistimewaan
yang unik spesifik
dan tiada pernah terbandingkan
di sepanjang abad dan zaman
manusia harus terusmenerus
melafaz syukur
ke hadirat yang ilahi
atas rahmat dan karunia Tuhan
yang sedemikian
besar
yang dicurahkan bagi
umat manusia

manusia dianugerahkan
akal budi dan pemikiran
kemampuan berbahasa
pengembangan
budaya
membangun peradaban

bahkan para filsuf
menyatakan
manusia itu memiliki hasrat akan kekuasaan,kekayaan,pengetahuan,kehormatan
manusia kata sang filsuf memiliki keengganan untuk
hidup sengsara
dan mati
menakjubkan
sosok manusia!

hidup manusia itu hidup oleh anugerah Allah
hidup oleh topangan dan belaskasihan Allah
sebab itu hidup manusia mestinya hidup yang takredup
hidup yang bersinar cemerlang
karena imbas
nur ilahi dari atmosfir sakral transendental

manusia harus memuliakan, merawat hidup yang dari Allah
ia harus melawan kematian
menjauhi pembunuhan
menolak genocide
dalam segala bentuknya

hidup manusia baru benar-benar hidup sejati
jika ia mau menghidupi manusia lainnya
tanpa memandang sara, denominasi,ideologi dan rumpun kebangsaan
hidup manusia adalah hidup yang positif konstruktif
terhadap pihak-pihak lain
bukan hidup yang destruktif
terhadap tubuh, alam semesta, rumah-rumah ibadah, aliran-aliran keagamaan

hidup manusia
itu terbatas dan fana
ada durasi
ada titikpuncak dan kulminasi
sementara menuju titik kulminasi
hidup manusia
terfokus kepada
memuji dan memuliakanAllah
serta mengasihi umat manusia
tanpa syarat
mari menghidupi hidup takredup
hidup yang bervisi!

Jakarta, 10 September 2021/pk 2.58
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H



BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline