masih tertoreh kuat dalam memoriku
7 november 1974
diriku di tahbiskan
sebagai pendeta
gereja kristen pasundan di kota cimahi jawa barat
disaksikan ratusan warga jemaat dan puluhan pendeta berbagai gereja
pendeta habandi
ketua sinode gkp
meresmikan diriku
sebagai pendeta
ada rasa haru mengoyak hatiku
saat-saat seperti itu
kuteringat perjuangan ayah ibuku yang amat berat dalam menggembleng diriku agar nanti
bisa menjadi
pendeta yang mampu melayani
dengan baik
perjuangan panjang
sejak aku tamat smp
sejak 7 november 1974 hingga12 september 2011
kuemban tugas
mulia sebagai pendeta dalam segala kelemahan
dan kekurangannya
mulai dari melayani jemaat lokal
komunitas kristiani diaras regional hingga
melayani pada aras nasional
pada berbagai lembaga
baik gereja mapun non gereja
dalam rentang waktu 37 tahun
dan rangkaian tahun-tahun berikut
yang Tuhan sediakan
maka tugas berkhotbah adalah
tugas utama yang
takpernah usai
khotbah di gereja
di kementerian
di kantor bumn
di gedung pertemuan
di hotel
di pos kebaktian di perayaan natal nasional tahun 90 an dan dimana pun
kontennya tiada berubah :
menyampaikan kabar kesukaan
bahwa Allah mengasihi umat manusia
dan mengingatkan
manusia untuk menjawab tindakan penyelamatan Allah itu
dalam hidup praksis
khotbah itu mengubah arah
dari yang negatif
ke arah yang positif
khotbah itu bukan meninabobokan umat
tentang kehidupan
surgawi yang serba lezat dan indah
khotbah itu mendorong umat
untuk bertobat, metanoia, tobat nasuha
agar hidupnya bermuara pada keselamatan
dan keabadian
yang dianugerahkan Allah.
( sebuah tanya tiba-tiba hadir di kedalaman nurani : selama 37 tahun sudahkah khotbah-khotbah
ku mengubah dan menggugah?)
Jakarta, 21 Agustus 2021,pk 16.45
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H