Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Duka Itu Menghunjam Dalam

Diperbarui: 16 Juli 2021   10:29

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ilustrasi Duka-Kematian, Sumber: http://zimmetro.net

DUKA  ITU MENGHUNJAM DALAM

duka itu menghunjam dalam
menusuk diri
menyayat tubuh
 darah
tercecer menyiram bumi

duka itu menohok kuat
menghantam kejam lorong-lorong sejarah kehidupan
kulelah napas terengah
menggelepar
tanpa daya

tiga hari yang lalu
hasil testnya positif
ia cukup terpukul
dan menjalani kehidupan dalam
hampa dan galau
nafas sesak mencekiknya pelan
saturasi menurun
rumah sakit penuh sesak
oksigen sulit didapat

rabu malam kumasih sempat
mengirim lagu rohani penguat iman
dan ia meresponnya
ada seberkas sinar pengharapan
merambah diriku
menghadapi kenyataan itu

kepada komunitas lansia gereja kudengar ungkapannya lirih
jika nanti kumati
nyanyikan.pujian
bertajuk 'tabah dan setiawan'

duka itu menghunjam dalam
siang hari tatkala
mentari takbersinar kuat
alam diam
merajut sepi dan sunyi
Tuhan memanggilnya
masuk dalam ruang keabadian
dalam isak tangis
dan rintih perih
keluarga besar
menaikkan doa syukur penuh sukacita
ia telah merampungkan
perjalanan hidupnya
dibawah kuasa salib kebangkitan
yang ia imani sepanjang 77 tahun menenun karya bermakna di kekinian dunia
hingga embusan napas penghabisan

maut itu sebuah kepastian
takpernah bisa dihadang di pending diembargo
kita semua mesti siap dengan iman
teguhkukuh
iman yang dirawat sejak berpuluh tahun
oleh orang tua, lembaga agama, pembimbing kerohanian kita

duka itu menghunjam dalam
menusuk uluhati
dengan pedihperih
takbisa terucapkan
duka itu melahirkan sukacita andai kita tahu bahwa ia yang pergi itu
berada dalam keselamatan kekal
yang Tuhan anugerahkan
pak untung suwondo
nikmatilah keselamatan dan sukacita abadi
bersama Bapa surgawi!

Jakarta,16 Juli 2021/pk 5.05
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline