DUKA ITU MENGHUNJAM DALAM
duka itu menghunjam dalam
menusuk diri
menyayat tubuh
darah
tercecer menyiram bumi
duka itu menohok kuat
menghantam kejam lorong-lorong sejarah kehidupan
kulelah napas terengah
menggelepar
tanpa daya
tiga hari yang lalu
hasil testnya positif
ia cukup terpukul
dan menjalani kehidupan dalam
hampa dan galau
nafas sesak mencekiknya pelan
saturasi menurun
rumah sakit penuh sesak
oksigen sulit didapat
rabu malam kumasih sempat
mengirim lagu rohani penguat iman
dan ia meresponnya
ada seberkas sinar pengharapan
merambah diriku
menghadapi kenyataan itu
kepada komunitas lansia gereja kudengar ungkapannya lirih
jika nanti kumati
nyanyikan.pujian
bertajuk 'tabah dan setiawan'
duka itu menghunjam dalam
siang hari tatkala
mentari takbersinar kuat
alam diam
merajut sepi dan sunyi
Tuhan memanggilnya
masuk dalam ruang keabadian
dalam isak tangis
dan rintih perih
keluarga besar
menaikkan doa syukur penuh sukacita
ia telah merampungkan
perjalanan hidupnya
dibawah kuasa salib kebangkitan
yang ia imani sepanjang 77 tahun menenun karya bermakna di kekinian dunia
hingga embusan napas penghabisan
maut itu sebuah kepastian
takpernah bisa dihadang di pending diembargo
kita semua mesti siap dengan iman
teguhkukuh
iman yang dirawat sejak berpuluh tahun
oleh orang tua, lembaga agama, pembimbing kerohanian kita
duka itu menghunjam dalam
menusuk uluhati
dengan pedihperih
takbisa terucapkan
duka itu melahirkan sukacita andai kita tahu bahwa ia yang pergi itu
berada dalam keselamatan kekal
yang Tuhan anugerahkan
pak untung suwondo
nikmatilah keselamatan dan sukacita abadi
bersama Bapa surgawi!
Jakarta,16 Juli 2021/pk 5.05
Weinata Sairin
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H