Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Covid 19, Setahun Mengganas

Diperbarui: 22 Mei 2021   06:15

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.retailcustomerexperience.com

COVID 19, SETAHUN MENGGANAS

covid 19 itu seperti pembunuh berdarah dingin
syahwat kuatnya
hanya untuk membunuh
membunuh
dan membunuh
orang-orang tanpa pandang bulu
dibuatnya nanar
terpapar
dan terkapar
menggelepar
tanpa nyawa

daya cengkeramnya untuk membunuh
tiada melemah
ia membunuh siapa saja
dan kapan saja
tanpa mempertunjukkan
time schedule
yang jelas

ia bunuh pejabat publik
teolog milenial
tokoh agama top
bintang sinetron
mantan birokrat
orang miskin orang kaya
pendakwah
ia habisi semuanya

covid 19 ini semacam mesin genocide
yang bergerak tanpa kenal waktu
di hari raya keagaamaan
di hari raya nasional
takpeduli rabu legi
atau kamis putih
sabtu sunyi
senin wage
covid terus saja membunuh
pelan-pelan namun pasti
 
diseluruh dunia
berjuta orang dibunuhnya
seluruh keluarga korban
takmampu lagi menangis
air mata mereka kering
luka,duka,pedih perih
mengiris hati

takpernah ada yang menduga
covid 19 bisa sekejam ini
setahun yang lalu
masih ada yang
lebay berteologi
"kita punya iman
kita milik Tuhan
takusah takut pada covid.."
kaum lebay itu
ada juga yang kemudian terpapar
dan menggelepar
bersama oksigen
dan ventilator

setahun sudah covid 19 merajalela, mengganas
menghancurkan
peradaban umat manusia
ia bahkan sudah memiliki beberapa
varian baru
namun kita masih saja seperti dulu:  abai prokes
suka berkerumun,berkorupsi, membunuh,mem
perkosa,menipu, menghambat ibadah, kdrt, memperdagangkan orang dan sebagainya
dan sebagainya
kita belum bertobat
kita tidak lakukan metanoia
kita takpernah mau tahu
mungkin covid ini
adalah cara Tuhan
menegur kita
agar kita kembali
menjadi imago dei
menjadi khalifatullah
di bumi milik Tuhan!

Jakarta,21 Mei 2021/2.00
Weinata Sairin

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline