Lihat ke Halaman Asli

Weinata Sairin

Teologi dan Aktivis Dialog Kerukunan

Banjir Itu Membanjiri Negeri

Diperbarui: 22 Februari 2021   07:55

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

www.cnnindonesia.com

Banjir Itu Membanjiri Negeri

hujan yang jatuh
dari langit hitam pekat
sejak pukul satu
dini hari
mengoyak habis
mimpi mimpi
seorang lansia rapuh luluh

hujan yang mengepung kota
sejak pagi buta
meruntuhkan
harapan-harapan
yang sempat memekar di masa pandemi
hujan dahsyat
berubah cepat menjadi banjir

banjir takkenal siapapun dan apapun
banjir takkenal
sara, minoritas mayoritas, fraksi A,B atau C
banjir menerpa semua makhluk
banjir bahkan merambah ke perumahan elit,
ke ruang rawat inap, ke ruang icu ,
dan ke ruang publik

hujan dan banjir bukan rekayasa politik
yang mesti dijawab dengan meme
atau umpatan bernuansa politis
banjir adalah banjir
yang secara keilmuan sudah dipelajari sejak di bangku sekolah

banjir berkaitan dengan ekologi,tataruang,cuaca ekstrim, ketidak mampuan manusia merawat gorong-gorong,memanaje sampah

banjir berkaitan dengan sikap abai manusia terhadap sungai
sikap rakus manusia menghabisi tanah dengan bangunan berbatu beton dan besi

banjir bisa saja dimaknai dalam ragam tafsir
teologi, ekologi atau ipoleksosbudhankam

ada saja yang bicara banjir disebabkn akumulasi dosa
manusia
dan manusia takmau bertobat

ada yang bicara instant banjir adalah proyek

kita sedang berhadapan dengan banjir yang mengepung
perumahan "hidup indah", mengepung kota dan melimpahi negeri

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline