Untung tak dapat diraih, Malang pun tak dapat ditolak .. itulah ungkapan yang pas menggambarkan Argentina paska kegagalan menjadi jawara di Copa America Centenario 2016 usai takluk 2-4 dari Chile lewat drama adu tendangan pinalti. Kegagalan yang bukan saja menambah panjang ‘puasa gelar’ Albiceleste, julukan Argentina yang terakhir juara 1993 namun juga menjadi kegagalan ketiga dari tiga final yang dilakoni Messi dkk dalam tiga tahun terakhir.
Kegagalan Argentina sepertinya akan semakin bertambah dan membuat Messi dkk terancam keikut sertaannya di Kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona CONMEBOL jika FIFA membuktikan ancamannya kepada Argentina untuk memberikan sanksi terkait intervensi pemerintah Argentina kepada ‘PSSI’-nya Argentina, AFA. Salah satunya adalah tudingan AFF bahwa pemerintah ‘bermain’ dalam proses pemilihan Ketua Umum AFA yang baru, termasuk juga insiden penggeledahan kantor AFA oleh beberapa penyidik beberapa hari sebelum Copa America Centenario dimulai.
“Dua investigator diutus pemerintah. Ini jelas mengganggu kelangsungan AFA. Kami akan meminta CONMEBOL dan FIFA mengevaluasi apakah melanggar. Setelah itu , badan eksekutif (AFA) memutuskan apakah Timnas harus kembali ke Argentina,” ungkap Damiane Dupielle, Sekjen AFA.
Selain kasus intervensi pemerintah kepada AFA, sepakbola Argentina sendiri sedang kacau menyusul perpecahan dalam tubuh AFA yang terbagi dalam beberapa blok utamanya yang berasal dari pemimpin klub. Sumber perpecahan sendiri terkait penyelenggaraan Liga Super Argentina yang menyebabkan klub raksasa seperti Boca Junior, River Plate, San Lorenzo, Independiente serta beberapa klub kecil lainnya yang membentuk blok masing-masing.
Pembagian keuntungan hak siar liga super Argentina menjadi awal perpecahan di AFA tersebut dan akibat tidak jelasnya arah penyelesaian konflik tersebut memaksa hakim setempat, Servisi de Cubria memerintahkan Pemerintah untuk segera campur tangan kedalam AFA yang berpotensi menimbulkan intervensi pemerintah kepada Asosiasi Sepakbola yang menjadi hal tabu bagi FIFA dan berpotensi pada sanksi FIFA.
Alasan sang hakim terhadap keputusannya tersebut adalah menjadi penengah dalam negoisasi hak siar TV untuk kompetisi musim depan yang bernama liga super, setelah sebelumnya kompetisi Argentina mengenal Apertura dan Calusura dimana juara tiap putaran akan diadu dipartai final. Tensi konflik yang meninggi juga dikarenakan sebentar lagi AFA akan melakukan suksesi kepemimpinan sehingga setiap klub memiliki kepentingan untuk menggolkan jagoannya masing-masing.
Melihat perkembangan yang terjadi, FIFA pun tidak tinggal diam dan telah membentuk komite normalisasi yang bertugas mengambil alih tugas dan wewenang AFA yang disahkan melalui sebuah keputusan FIFA akhir pekan lalu. Keputusan tersebut diambil FIFA setelah bersama CONMEBOL (federasi sepakbola Amerika Selatan) melakukan kunjungan ke Argentina awal juni lalu dan menargetkan (30/6) tahun depan akan diadakan KLB AFA untuk memilik Ketua Umum dan Dewan AFA yang baru.
Semoga saja dengan dibentuknya Komite Normalisasi bisa menghindarkan Argentina dari sanksi berat FIFA sehingga tidak menggagalkan kesempatan Messi dkk bertanding di kualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia.
Sumber foto dan rujukan dari sini.
Salam Sepakbola,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H