Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Pandemi Covid-19 dan Nasib Kafe Amigos

Diperbarui: 16 Juli 2020   10:53

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

                                                                                          (Salah satu lapak 'Kafe Amigos' dikawasan industri yang tutup)

Sudah setengah tahun berlalu sejak virus Corona yang berganti dengan Covid-19 menyerang Cina dan kini telah menjadi pandemic global. Sejak itu pula kehidupan manusia pun mengalami perubahan drastis disegala sisi, perubahan yang memaksa manusia untuk selalu memutar otak, menjaga semangat agar bisa bertahan ditengah terjangan pandemi Covid-19.

Bukan saja perusahan level atas yang merasakan efek dari pandemi, ribuan pekerja atau karyawan banyak yang di-PHK atapun dirumahkan, banyak usaha kecil menengah seperti penyedian jasa seperti hotel dan lainnya terpaksa untuk menutup usahanya dan beralih dengan usaha lainnya agar bisa bertahan ditengah pandemi.

Pun sama dengan yang dialami oleh 'Kafe Amigos' yang merupakan istilah penulis untuk menggambarkan tempat kumpul para pekerja pabrik disetiap pagi untuk menikmati sarapan pagi. Kafe Amigos adalah singkatan dari Kafe AGAK MINGGIR GOT SEDIKIT dengan cara makannya ala makjodi alias MAKAN JONGKON PUN JADI.

20161221-065035-jpg-5859c682d29273fe058b4567-5f0fc283097f361a817fbbd4.jpg

                                                                                                     (Lapak 'Kafe Amigos' sebelum era Pandemi Covid19)

'Kafe Amigos' yang berada dikawasan industri tempat penulis bekerja pun semuanya tutup sejak awal April kemarin. Tersisa hanya lapak tempat dagangan yang masih tetap berada ditempatnya yang ditutupi dengan terpal plastic agar terhindar dari panas dan hujan. Tiga bulan berlalu dan belum Nampak kapan 'Kafe Amigos' akan kembali dibuka walau Adaptasi Kehidupan Baru atau 'New Normal' sudah diberlakukan.

Memutus mata rantai Covid-19 dengan melarang berkumpulnya orang dalam jumlah banyak tentu menjadi pilihan bijak agar penyebaran Covid-19 bisa ditekan. Apalagi tiap pagi bisa puluhan orang ada di satu lapak 'Kafe Amigos' untuk minum kopi, merokok ataupun menikmati nasi uduk hingga nasi kuning sebagai menu sarapan pagi.

Itu mungkin yang menjadi pilihan penanggung jawab dikawasan untuk belum membolehkan 'Kafe Amigos' kembali dibuka seperti sedia kala. Sebuah keputusan yang tepat disaat pandemi walau merugikan bagi para pemilik 'Kafe Amigos' karena tidak adanya pendapatan. Bagi para pekerja pabrik akhirnya memilih untuk 'Take Away' alias membungkus makanan yang dibeli untuk dimakan dipabrik.

"Kok mencoba jualan lagi bu?" Tanya penulis kepada Ibu penjual nasi uduk sore hari saat pulang kerja dan melihat ada yang berjualan.

"Mencoba mas peruntungan, tapi tadi sudah dikasih peringatan sama security kawasan untuk tidak berdagang lagi," jawabnya dengan nada pasrah.

pemandangan-makjodi-5f0fd165097f361f833760d3.jpg

                                                                                           (Lapak 'Kafe Amigos' dikawasan industry yang masih bisa buka)
Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline