Europatinazos bisa menjadi ungkapan yang tepat bagi seorang Josep 'Pep'Guardiola, manajer Man City bersama timnya dikompetisi antar klub Eropa.Bagaimana Guardiola mampu membawa Man City tak terkalahkan dan mendominasi di kompetisi lokal namun menemui batu karang, Liverpool yang menggagalkan ambisi Man City menguasai Eropa.Europatinazos menjadi sindrom yang menimpa sang pelatih berkebangsaan Spanyol tersebut usai menjadi penguasa Eropa bersama Barcelona.
Bersama Barcelona yang ditinggalkan Guradiola musim 2011/12 silam, Guardiola sukses memberikan gelar Liga Champions Eropa musim 2008/09 dan 2010/11. Namun sejak meninggalkan salah satu klub raksasa Spanyol tersebut, sentuhan magis Guardiola seakan tak mampu memberikan trofi bagi klub selanjutnya yang dilatih yakni Bayern Muenchen serta Manchester City. Semifinal menjadi raihan terbaik pelatih yang juga pernah bermain di Brescia (Italia) tersebut.
Dimulai saat Liga Champions Eropa musim 2013/14 usai semusim menepi bersama Muecnhen, Guardiola hanya mampu membawa klub 'bavarian' tersebut sampai semifinal sebelum ditaklukkan Madrid 0-5.Dua musim selanjutnya, kembali Guardiola hanya mampu membawa Muenchen sampai babak semifinal dimana musim 2014/15 kalah dari Barcelona dengan aggregate 3-5 serta kalah gol tandang (2-2) dari Atletico dibabak semifinal musim selanjutnya.
Usai gagal menaklukkan eropa bersama Muenchen, Guardiola mencoba peruntungannya kembali dengan Man City yang memiliki dana berlimpaj dan siap memanjakan pria berpaspor Spanyol tersebut. Namun dimusim perdananya, Man City hanya bisa lolos ke babak 16 besar usai kalah gol tandang dari AS Monaco (Perancis) dengan aggregate 6-6 musim 2016/17. Dan kembali musim ini saat mampu membawa Man City ke babak 8 besar, kegagalan kembali diraih Guardiola bersama Man City.
Klopp yang mampu meredam strategi Guardiola saat di Bundesliga bersama Dortmund, kembali menjadikan Guardiola pesakitan di Man City. Strategi yang diterapkan Klopp bersama Liverpool membuat Guardiola mati kutu dan harus melihat anak asuhnya menelan dua kali kekalahan diliga champions Eropa musim 2017/18. DIleg pertama Liverpool menelan Man City tiga gol tanpa balas yang membuat langkah mereka berat untuk lolos ke babak semifinal.
Dan dileg kedua yang dimainkan Rabu dini hari, Man City sempat unggul 1-0 dibabak pertama lewat gol Gabriel Jesus yang bertahan hingga babak pertama usai. Namun Liverpool menunjukkan kualitas permainannya dibabak kedua dengan sukses menjebol gawang Man City dua kali lewat aksi Mohamed Salah dan Roberto Firmino. Kemenangan 2-1 Liverpool bertahan hingga laga usai dan Guardiola harus menyaksikan anak asuhnya kalah aggregat 1-5 dari Liverpool dan Guardiola yang frustasi pun sampai harus dikartu merah wasit.
Kekalahan yang menambah periode buruk Guardiola dalam dua pekan terakhir dengan menelan tiga kekalahan beruntum. Apakah Guardiola memang butuh sosok Messi untuk merubah peruntungannya dikompetisi Eropa? Menarik untuk ditunggu kelanjutan Europatinazos ala Guardila.Sebagai penutup cukuplah Man City jadi penguasa liga lokal sedang untuk Eropa biarlah Liverpool menyusuri jalan kejayaan sebagaimana musim 2004/05 dengan menjadi juara Liga Champions usai mengalahkan AC Milan di Istanbul, Turki.
YNWA
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H