Ada dua peristiwa dalam skala yang berbeda di 19 April besok yakni Putaran kedua Pilkada (Pemilihan Gubernur DKI Jakarta) dan Ulang Tahun PSSI ke-87.Bagi masyarakat Indonesia,gelaran Pilkada menjadi fokus utama dengan hiruk pikuk yang menyertai sejak putaran pertama digelar hingga membuat semua pihak berharap akhir bahagia bagi warga DKI Jakarta dengan terpilihnya Gubernur per awal Mei mandatang yang akan memimpin selama lima tahun kedepan.
Bagi penulis yang kebetulan bukan warga DKI Jakarta,tentu hanya bisa mendoakan agar Pilkada berlangsung sukses dan memberikan yang terbaik bagi warganya.Ulang tahun PSSI ke-87 bagi penulis tentu hal yang menarik dan layak dinanti seperti apa PSSI dibawah kepemimpinan Ketum ke-18 sejak berdirinya PSSI,19 April 1930 silam.Akankah prestasi kembali diraih di 2017 sekaligus mengakhiri penantian 26 tahun Timnas Indonesia tidak pernah lagi meraih emas Sea Games.
Usia 87 tahun tentu bukanlah usia yang muda lagi bagi sebuah organisasi yang bahkan lebih tua dari usia Republik Indonesia,jika seorang tua renta saja tetap semangat dalam mengisi hari tuanya maka PSSI diiharapkan tetap selalu berjiwa muda dengan berbagai konsep dan semangat pantang menyerah dalam mewujudkan sepakbola Indonesia yang bermartabat dan berprestasi.Semua sektor baik pembinaan usia muda,kompetisi semua level hingga Timnas semua usia baik wanita dan pria serta organisasi harus mampu diwujudkan PSSI era Letjen Edi Rachmayadi menjadi kian kompetitif.
Sebagai kado 87 tahun PSSI,bolehlah penulis memberikan tulisan ringan tentang perjuangan Dejan Gluscevic bersama Vanuatu,negara kepulauan di Oceania yang akan bertarung di putaran final Piala Dunia U-20 2017 di Korea Selatan.Perjuangan yang semoga menginspirasi PSSI dengan produknya Timnas Indonesia U-19 untuk bisa mengikuti jejak langkah Vanuatu tampil lagi di Piala Dunia U-20 sejak pertama kali tampil di Jepang,Piala Dunia Yunior 1979 menggantikan tempat Korea Utara.
Perjalanan Dejan Gluscevic
Sosok pernah menakutkan dikotak pinalti lawan era 1990-an dimana Liga Indonesia (LIGINA) waktu itu digelar PSSI.Dia adalah Dejan Gluscevic, striker kelahiran SFR Yugoslavia yang didatangkan klub Bandung Raya musim 1995 dari klub Proodeftiki FC.Dan dibawah arahan Henk Wullems,duetnya bersama Peri Sandria begitu kompak dan garang didepan gawang lawan dengan hasilnya 30 gol dicetak Dejan dalam 33 laga bersama Bandung Raya.
Kiprah Dejan Gluscevic bersama Bandung Raya tidaklah lama dan tenggelam walau sempat bermain bersama Pelita Jaya Jakarta dengan status pinjaman.Usia berkiprah di Indonesia,pemain yang kini menjadi pelatih tersebut berpindah tempat dari kompetisi di Singapura hingga ke Kanada sebelum akhirnya mengakhiri karir dan banting setir menjadi pelatih di North Yorks Astros hingga Singapura U-16 sejak tahun 2012.
Bersama Singapura U19 yang dilatihnya,dia pun menginjakkan kembali kakinya ke Indonesia tepatnya di Sidoarjo.Piala AFF U19 2013 menjadi turnamen kompetitif level Timnas yunior yang diikutinya dimana Singapura bergabung digrup A bersama Timor Leste, Filipina, Laos dan Kamboja.Namun apa daya perjuangan Jeffry Adam dkk harus terhenti dibabak fase grup dan Dejan Gluscevic gagal memberikan prestasi didebutnya bersama Singapura U-19.
Gluscevic dan Tantangan di Piala Dunia U20
Akhir Februari, Federasi Sepakbola Vanuatu (VFF) melalui sang Ketum yakni Lambert Maltock mengontrak pemain terbaik LIGINA 1995 tersebut untuk mempersiapkan Vanuatu menghadapi putaran Final Piala Dunia U-20 2017 Korea Selatan.Dengan pengalamannya diberbagai negara baik sebagai pemain maupun pelatih menjadi pertimbangan sendiri bagi Federasi Sepakbola Vanuatu sebelum akhirnya memilih Dejan.
Memang Dejan gagal bersama Singapura di Piala AFF U19 2013 di Sidoarja dimana Timnas Indonesia asuhan Indra Sjafrie tampil sebagai juara untuk pertama kalinya usai menaklukkan Vietnam lewat drama adu pinalti.Namun seusai di Singapura,Dejan terlibat dalam kepelatihan di Kanada dan Serbia di Timnas yunior dinegara-negara tersebut termasuk saat Serbia yang sukses menjadi juara Piala Dunia U-20 2015 Selandia Baru.
"Saya pikir saya Orang yang tepat untuk pekerjaan ini,saya tahu bagaimana menyesuaikan dan menggunakan metode pelatihan yang berbeda sesuai dengan kebutuhan sebuah tim.Dengan CV saya, latar belakang saya, berbagai pengalaman saya di berbagai belahan dunia, dan rekam jejak saya dengan kelompok usia ini, saya rasa saya dapat berkontribusi pada kesuksesan negara ini di panggung internasional,”ungkap Gluscevic usai ditunjuk sebagai pelatih kepala Vanuatu.
[caption caption="Fifa.com"] [/caption]
(Vanuatu di Oceania/ sumber foto : fifa weekly)
Vanuatu, Debutan di Piala Dunia U-20
Vanuatu lolos sebagai juara kualifikasi Piala Dunia U-20 zona CONCACAF dan drawing menempatkan mereka segrup dengan Jerman, Venezuela dan Meksiko.Laga perdana (20 Mei) di Stadion Daejeon World Cup kontra Meksiko,akan menjadi tantangan awal Bong Kalo dkk di Piala Dunia yang dulu bernama Piala Dunia Yunior tersebut.Langkah yang berat karena bercokol Meksiko dan Jerman serta tim yang bisa mengejutka, Venezuela.
Negara kepulauan dengan 300 ribu penduduknya akan berada dibelakang anak asuh Dejan Gluscevic mulai (20/5) mendatang,inspirasi kesuksesan Islandia di Piala Eropa 2016 hingga Tahiti saat Piala Konfederasi 2013 tentu menjadi hal yang tidak bisa diabaikan begitu saja.Vanuatu memang berstatus debutan bersama Vietnam diputaran final Piala Dunia U-20 2017 di Korea Selatan,namun dibawah bimbingan Dejan Gluscevic potensi mengejutkan sebagaimana yang ditampilkan Tahiti di 2015 bisa kembali terulang dan publik Vanuatu tentunya berharap hal yang sama.
"Pulau ini telah menunggu hampir 85 tahun kesempatan untuk menampilkan bakatnya di pentas internasional.Saya jamin kepada Anda bahwa tantangan yang dihadapi Vanuatu tidak sama dengan negara-negara lain.Mengatasi banyak rintangan untuk lolos Untuk Piala Dunia adalah sesuatu yang luar biasa bagi hidup orang-orang Vanuatu, Para pemain yang mencapai prestasi luar biasa untuk negara mereka dalam kualifikasi Piala Dunia untuk pertama kalinya,telah masuk catatan dalam sejarah."kata Dejan Gluscevic kepada fifa.com
Link lengkap di FIFA.com tentang Vanuatu.
[caption caption="Kompas.com"] [/caption]
(Dipundak Letjen Edi, PSSI Dinantikan prestasinya/ sumber foto : kompas.com)
Catatan Kecil di 87 tahun PSSI
Vanuatu bisa jadi hanyalah negara kecil didunia ini dengan 300 ribu penduduknya dan berada dikonfederasi sepakbola yang secara level persaingan (CONCACAF) jauh dari Asia,sehingga membuat Australia memilih pindah konfederasi ke AFC.Walau begitu,FIFA tetap memberikan jatah satu wakilnya diajang Piala Dunia U20 (sedang dilevel senior harus beradu kekuatan dengan wakil konfederasi lain AFC/CONMEBOL demi satu tiket babak play off).
Keberhasilan Vanuatu tentu merupakan buah kerja keras federasi sepakbola Vanuatu dengan dukungan pemerintah dalam membuat Program Akademu Vanuatu yang menghasilkan pemain terbaik salah satunya kapten Vanuatu U-20 yang juga sudah merasakan atmosfir di Timnas senior, Bong Kalo.Apa yang mereka lakukan setidaknya bisa menjadi inspirasi di 87 tahun PSSI, apalagi target PSSI juga pelatih Indra Sjafrie membawa Timnas U-19 tampil di Piala Dunia U-20 2019.
Met Ulang Tahun PSSI ke-87 !
#87TahunPSSI
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H