Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Ini Alasan Liverpool Tak Berdaya

Diperbarui: 4 Maret 2017   16:00

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Bola. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

"Masalah bahasa menjadi lebih berat ketika Anda kalah, Sulit untuk menemukan kata-kata yang tepat"

Itulah ungkalan Juergen Klopp paska kalah 1-3 dari Leicester City di King Power Stadium. Kekalahan yang menyesakkan bagi Klopp dan juga Liverpudlian, saat lawan didera konflik internal justru Liverpool tak berdaya. Kenapa penampilan ala Yo Yo yang naik selalu ditampilkan Liverpool? Sejak terakhir kali menjadi juara Liga Inggris 25 tahun silam, Liverpool masih belum juga memutus mata rantai puasa gelar,apalagi sejak era Liga Primer Inggris.

Lalu apa sebab, penampilan Liverpool kerap tidak stabil?

"Ente kenapa masih setia sama Liverpool, wef?" tanya temanku yang notabene penggemar berat Man U, penguasa Liga Primer Inggris.

"Once Reds Always Reds," jawabku simple dan mantap.

Dua dekade lebih tanpa pernah juara menjadi pemandangan yang kerap menghiasi catatan penulis setiap tahunnya. Bukan saja Liverpool tetapi juga dua tim yang didukung penulis yakni Timnas Indonesia serta Argentina yang mencatatkan prestasi 11 - 12 dikompetisi yang diikuti. Argentina terakhir kali juara Copa America 1993 sedang Timnas Indonesia juara Sea Games 1991.

http://www.kompasiana.com/wefi/kegagalan-timnas-pertanda-buruk-liverpool_5858590a0e93734832a8c0e1

Ini bukan analisa teknis terkait taktik Klopp, namun saat Timnas gagal juara Piala AFF Suzuki 2016 sontak penulis meng analisa 'Ini pertanda buruk bagi Liverpool?'. Hingga akhir tahun 2016, Liverpool jadi penantang serius Chelsea dalam pertarungan juara Liga primer. Namun apa daya, paska Timnas gagal juara ternyata Liverpool memperlihatkan tren menurun di bulan Januari yang berlanjut di Februari tahun ini.

Lalu apa solusi yang harus diambil Klopp? LiverKlopp 2.0 awal musim 2017 diisi pemain baru pilihan Klopp yang tentunya sesuai dengan pola yang diinginkannya,namun kedalaman skuat menjadi pertanyaan diawal musim. Selain mentalitas juara,faktor cidera kerap menghambat langkah 'The Reds' termasuk diera Klopp dan lini pertahanan menjadi lini paling banyak dijebol striker lawan walau lini depannya menakutkan.

"Mereka berada di jalur kebobolan 50 gol lagi musim ini dan Klopp belum memperbaiki itu. Tidak ada cara lain, Anda tidak akan memenangkan apa pun dengan kecolongan jumlah gol yang demikian. Mustahil meraih itu [juara]."ungkap eks mantan kapten Liverpool,Jamie Carragher yang kini menjadi komentator.

Perombakan memang harus dilakukan seorang Klopp jika ingin membawa Liverpool ke jalur juara, namun untuk akhir pekan ini saatnya fokus untuk kembalikan Liverpool ke jalur kemenangan. Laga kontra Arsenal minggu dini hari di Anfield akan menjadi ujian kepantasan Liverpool masuk empat besar diakhir kompetisi,dua tim dengan produktivitas tinggi diliga primer musim ini selain sang pemuncak,Chelsea.

Halaman Selanjutnya


BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline