Akhir tahun 2016 menjadi akhir tahun yang manis bagi sepakbola Thailand paska rentetan hasil minor dikualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia zona Asia. Kemenangan aggregate 3-2 (1-2 dan 2-0) atas Timnas Indonesia memastikan Teerasil Dangda dkk sukses merebut gelar Piala AFF Suzuki 2016 yang sekaligus mempertahankan gelara yang direbur dua tahun lalu. Hasil yang sekaligus menjadikan Thailand sebagai jawara Piala AFF dengan raihan lima gelar, terbanyak diatas Singapura yang mengoleksi empat gelar.
Seakan tidak puas dengan apa yang diraih di 2016 dan sekaligus untuk membayar kegagalan dikualifikasi Piala Dunia 2018 Rusia dimana akan kembali digulir Maret 2017, FAT yakni ‘PSSI’-nya Thailand pada akhir tahun 2016 telah melangsungkan kongres tahunan yang menghasilkan sebuah langkah progressif beberapa tahun mendatang. Sebuah langkah yang layak untuk ditengok stakeholder sepakbola Indonesia yang kini memiliki kepengurusan baru ditubuh PSSI dengan dipimpin Letjen Edi Rachmayadiyang diharapkan mampu menjadikan sepakbola Indonesia kian berprestasi.
Kompetisi sepakbola Thailand menjadi fokus yang dibuat oleh Exco FAT dimana diharapkan dalam dua tiga tahun mendatang level piramida kompetisi sepakbola Thailand akan semakin proporsional dan memberikan output dalam peningkatan kualitas Timnas Thailand disepakbola internasional. Jika di sepakbola Indonesia, PSSI membagi kompetisi dalam beberapa level yakni amatir (liga nusantara) lalu level professional Divisi 1, Divisi Utama dan tentunya Liga Super Indonesia (sebelum berganti dengan TSC A/B saat kekosongan akibat sanksi FIFA).
Merujuk pada ranking AFC untuk setiap asosiasi sepakbola per November 2016, Thailand menempati posisi tertinggi untuk kawasan ASEAN yakni 12 Asia sedangkan Indonesia yang vakum dikompetisi level Asia berada diposisi ke-21 Asia. Posisi inilah yang menjadi acuan AFC dalam memberikan slot/wakil dari masing-masing Negara untuk tampil baik di Piala AFC 2017 maupun Liga Champions Asia (LCA) 2017 (namun sayang PSSI terlambat mendaftarkan wakil Indonesia di Piala AFC 2017 sehingga tidak ada wakil), sedangkan Thailand mendapat jatah 1 klub difase grup LCA dan 2 wakil di play off LCA 2017.
http://m.fifa.com/worldcup/news/y=2016/m=12/news=regional-success-boosts-thailand-s-hopes-2861918.htm
Lalu bagaimana konsep ROAD MAP Sepakbola Thailand di 2017 ini, berikut sedikit bocorannya sebagai bahan perbandingan untuk PSSI yang akan melangsungkan kongres di Januari ini yakni Exco FAT telah meluncurkan logo baru , nama liga serta memberika slot untuk pemain dari Negara-negara di kawasan ASEAN (peluang pemain Indonesia nih untuk menimba pengalaman berkompetisi diluar negeri, berani ?) serta meningkatkan sisi finansial pendapatan klub dari pendapatan yang diterima oleh masing-masing klub.
Mulai musim 2017, Kompetisi sepakbola Thailand akan memiliki lima level kompetisi dengan Thai League (T1) menjadi kompetisi tertinggi di Thailand. Untuk Thai League akan diikuti 15 tim teratas musim 2016 dan tiga tim teratas Divisi 1 Liga Thailand musim 2016. Selanjutnya musim 2019, FAT akan mengurangi Liga Utama mereka, T1 hanya diikuti 16 tim saja dengan maksud memberikan kesempatan bagi tim Thailand untuk mengikuti kompetisi dilevel internasional.
Lalu bagaimana pengaturan slot diliga dibawah Thai League, berikut pembagiannya :
1. Thai League 2 (T2) : Liga diikuti 18 tim dengan komposisi (1-3) klub terdegradasi dari TPL musim 2016, Peringkat (4-15) Divisi 1 musim 2016 dan 3 tim terbaik dari Divisi 2 musim 2016.|
2. Thai League 3 (T3) akan dipertandingkan pertama kalinya dimusim 2017, adapun psesertanya adalah peringkat (1-4) dari 8 zona Divisi 2 musim 2016 akan bertanding di Thai League 3 (T3) sehingga total ada 32 tim dan akan dibagi menjadi 2 zona (masing-masing zona – 16 tim).
3. Thai League 4 (T4) adalah liga untuk tim yang tidak terlibat di T3 serta akan melibatkan tim reserves/cadangan T1 yang tidak mendapat jatah promosi namun memperoleh penghargaan dalam bentuk finansial.
4. Turnamen Amatir Thailand atau Thai Amateur Tournament yang diperuntukkan untuk tim-tim amatir di Thailand.
Sedangkan untuk kuota pemain dari negara-negara ASEAN, FAT juga memberikan kuota dengan waktu yang berbeda. Pemain dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan lainnya bisa bermain dilevel Thai League pada musim 2018. Sedang musim 2017 hanya Thai 2, 3 dan 4 saja yang boleh mengontrak pemain asal kawasan ASEAN. Logo yang digunakan formatnya sama yang membedakan hanyalah warna untuk semua level kompetisi.
Apa yang ada di roadmap sepakbola Thailand bisa jadi sangat dimengerti oleh pengurus PSSI baik dilevel pusat maupun lokal karena sepakbola Indonesia pun telah menerapkannya. Tinggal bagaimana konsistensi dan penegakan aturan dari sisi kompetisi yang merujuk pada aturan FIFA sehingga kompetisi Indonesia bukan saja sekedar ramai dan hingar bingar namun juga mampu memberikan output maksimal dalam pembentukan Timnas Indonesia yang kompetitif dan berprestasi.
#TimnasBangkit