Lihat ke Halaman Asli

Achmad Suwefi

TERVERIFIKASI

pekerja swasta penggemar Liverpool, Timnas dan Argentina

Manyun Gegara Bonus Akhir Tahun

Diperbarui: 23 Desember 2016   05:50

Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Gaya Hidup. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Rawpixel

Melihat anak bahagia, isteri senang menjadi sesuatu yang indah dimata seorang ayah begitu sebaliknya.pun sama dilevel perusahaan atau pabrik.Tentunya seorang leader atau pemimpin berharap rekan kerja atau juga anak buah mampu bekerja dengan perasaan senang dan ‘enjoy’ untuk mecapai target yang ada tanpa perasaan gundah gulana serta berkeluh kesah.

Perasaan keluh kesah gundah gulana, sering menghigapi setiap pekerja/karyawan juga pimpinannya.Masalah pribadi diluar yang tak terselesaikan hingga kebawa lingkungan kerja hingga punya pimpinan yang tidak mau mengerti apa yang dimau anak buahnya.Dan ada satu lagi situasi dimana seorang pemimpin bisa dibenci sekali dalam setahun kepemimpinannya,kok bisa?

Bisa saja jawabnya.Sebuah pertanyaan, hal apa yang perusahaan berikan setahun sekali? THR oh itu pasti, kenaikan jenjang karir oh itu tergantung kemampuan perusahaan.Kenaikan gaji?kalau dipabrik ya ikut aturan pemerintah daerah tentunya hingga soal bonus?itu juga tergantung dari kemampuan finansial perusahaan yang didasarkan pada keuntungan yang diperoleh dalam tahun berjalan.

Soal bonus bisa membuat anak buah berkeluh kesah, gundah gelana, apa sebab?bisa jadi apa yang diterima tidak sesuai dengan ekspektasinya.Siapa sich yang tidak ingin dapat nilai tinggi yang berarti besaran bonusnya besar dan pastinya tidak ada yang ingin nilainya kecil yang berarti bonus yang diterima jauh dari harapan.Situasi yang paling parah yah sang pemimpin dipertanyakan keputusan hingga dibenci sekali dalam setahun.

Pengalaman menerima bonus selama penulis bekerja, pertama kali di jakarta hingga sekarang di Cikarang memang tergantung besar kecilnya keuntungan perusahaan dalam tahun berjalan.besaran itu atau ‘kue’ itulah yang harus dibagi kesemua karyawan dengan berbagai skema tentunya.Ada yang membagi rata hingga menentukan poin dari S-A-B-C-D hingga E yang diperoleh dari poin penilaian yang ditentukan oleh masing-masing perusahaan.

Itulah guidance list yang digunakan seorang leader atau pemimpin dalam melakukan penilaian akhir tahun.Absensi setahun bisa jadi hal yang paling gampang karena datanya terlampir dan faktual mulai dari sakit hingga alpa.Sedang poin lainnya merujuk pada skill, kemampuan, kualitas hingga loyalitas pribadi pekerja yang akan dinilai bonusnya yang pastinya harus benar-benar melihat hasil kerja selama setahun berjalan.

Hingga tiba saatnya bonus dibagikan dan pekerja melihat di ATM masing-masing,lalu muncul ‘suara-suara sumbang’ akibat ketidak puasan terhadap bonus yang diberikan.Sesuatu yang tidak bisa dihindari oleh leader atau seorang pemimpin,perlu waktu untuk memberikan pengertian dan pemahaman.bagi yang dewasa mungkin bisa langsung mengerti tetapi bagi yang tidak?bersiaplah untuk dibenci atau dijauhi untuk beberapa hari.

Akhirnya akan kembali kepada sebuah ungkapan “Menyenangkan semua pihak itu memang sulit”. Tapi seiring dengan perjalanan waktu dan pemberian pemahaman semua akan mencair pada waktunya, untuk sementara nikmati dulu ‘dibenci’ atau dipertanyakan kenapa segini harusnya segini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H




BERI NILAI

Bagaimana reaksi Anda tentang artikel ini?

BERI KOMENTAR

Kirim

Konten Terkait


Video Pilihan

Terpopuler

Nilai Tertinggi

Feature Article

Terbaru

Headline