Topskor Indonesia dan ASIOP Apacinti akhirnya menjadi wakil Indonesia yang masih bertahan di Gothia Cup 2016 di Gothenburg. Konsistensi permainan anak asuh Suaib Anshori dari sejak fase grup membuahkan hasil dengan suksesnya mereka lolos ke babak semifinal Gothia Cup usai menaklukkan PR Academy (Swedia) dengan skor 2-0. Dibabak final Rendy Juliansyah dkk sudah dinanti wakil Meksiko, FC Intercups untuk memperebutkan trofi juara level boy U13.
Sebelumnya dibabak perempat final yang digelar di Prioritet Serneke Arneke, Kvilberg (22/7), Topskor Indonesia sukses membekap wakil Thailand (FC Bangkok) dengan skor telak 5-0. Rendi Juliansyah menjadi bintang dengan dua gol yang diciptakannya kegawang FC Bangkok, sedangkan tiga gol lainnya merupakan sumbangan Erza Brista, Andre Oktaviansyah dan bunuh diri pemain FC Bangkok. Dibabak semifinal Topskor Indonesia akan menghadapi Las Rozas (Spanyol) atau PR Academy (Swedia).
“Ini kemenangan yang diraih dengan kerja keras tim. Semuanya memberikan kontribusi terbaik,” ungkap pelatih Suaib Anshori seusai laga kontra FC Bangkok.
Perjalanan Topskor Indonesia di Gothia Cup 2016 :
- Fase grup : vs Orgryte IS 4-0
- Fase grup : vs IFK Hasselholm 5-0
- Fase grup : vs Marin FC 5-0
- Playoff : vs Entente Luxemburg 9-0
- 32 Besar : vs US Crevy 10-0
- 16 Besar : vs FC IFK Gothenburg 5-0
- 8 besar : vs FC Bangkok 5-0
- Semifinal : vs PR Academy 2-0
- Final : vs FC Intercups (Meksiko)
Ada kejadian menarik sebagaimana diberitakan oleh wartawan harian topskor yang meliput langsung perjuangan anak asuh Suaib Anshori di Gothia Cup 2016 saat Topskor Indonesia menang atas FC Bangkok. Pelatih tim asal Thailand tersebut menolak berjabat tangan dengan tim pelatih Indonesia karena menganggap Topskor Indonesia curang, alasan yang mengemuka adalah anggapan Topskor Indonesia menggunakan pemain Timnas.
“Kalian menurunkan pemain timnas diturnamen ini,” ungkap pelatih FC Bangkok.
Wah pelatih FC Bangkok salah sangka nih, untuk level Timnas Indonesia bentukan PSSI kan dimulai U16 hingga senior. Sedang Topskor Indonesia sebagaimana yang penulis baca sejak mereka dibentuk adalah melalui proses seleksi ketat paska menjalani liga kompetisi topskor (sama halnya yang dilakukan oleh LKG SKF yang merupakan jebolan liga kompas Gramedia). Jadi inilah pemain terbaik hasil saringan kompetisi yang digelar oleh harian topksor juga oleh Kompas Gramedia.
“Hidup adalah mempersembahkan yang terbaik bagi tumpah darah” , sebuah anjuran nenek moyang yang kini sedang diperjuangkan adik-adik kita, pemain masa depan Indonesia.
Salam sepakbola nasional,
Wefi
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H