Kepastian itu akhirnya datang juga, setelah ramai disorot karena tidak kunjung mengumumkan siapa pelatih Timnas U-19 Indonesia di Piala AFF U-19 yang akan digelar pada September mendatang. Akhirnya PSSI menunjuk Eduard Tjong yang menjadi pelatih PS-TNI di kompetisi Torabika Soccer Championship (TSC) 2016 sebagai pelatih Timnas U-19 Indonesia. Penunjukan Edu, panggilan Eduard Tjong menyingkirkan dua nama lainnya yang masuk kantong Exco PSSI.
“Ya, ini tugas berat. Apalagi, Indonesia baru terlepas dari sanksi. Tidak ada target. Namun saya berjanji akan memberikan yang terbaik,” ungkap Edu sesaat setelah ditunjuk PSSI sebagai pelatih Timnas U-19 Indonesia.
Eduard Tjong yang merupakan eks pemain Arseto Solo yang menjadi juara Galatama 1992 pernah hampir memperkuat Timnas di Piala Kemerdekaan, namun apa daya cidera membuatnya harus dicoret dari Timnas Indonesia. Sebagai pelatih, pria 44 tahun tersebut sebelum melatih PS TNI pernah menjadia arsitek Persija IPL, Persela Lamongan, Persiram Raja Ampat dan Persiba Balikpapan. Kini dengan pengalaman yang dimilikinya tentu menjadi modal yang berguna dalam meramu Timnas Indonesia U-19 yang memiliki beban berat.
(EvaN Dimas dkk saat juara Piala AFF U-19 2013 /sumber : liputan 6)
Ada dua hal yang mengiringi langkah Edu ke Timnas U-19 yakni prestasi Timnas U-19 era Indra Sjafrie yang menjadi juara Piala AFF U-19 tahun 2013 yang masih membekas dipublik sepakbola nasional dan tentunya akan selalu memperbandingkan pencapaian Evan Dimas dkk dengan pemain di Timnas U-19 era Eduard Tjong. Sebuah beban berat yang harus mampu diminimalisir oleh Edu baik untuk dirinya sebagai pelatih maupun juga anak asuhnya yang akan terpilih nanti.
“Prestasi Indonesia U-19 yang ditangani pelatih Indra Sjafrie memang luar biasa, kesuksesan mereka menjadi euforia. Hal ini bisa menjadi beban. Namun, saya tidak terbebani. Dengan persiapan yang memang pendek, saya menjadikan turnamen ini untuk mematangkan pemain. Mereka bisa mendapatkan pengalaman baru diturnamen internasional. Namun saya tetap punya target di Piala AFF U-19,” kata Eduard Tjong.
Hal kedua adalah modal awal yang dimiliki Eduard Tjong yakni warisan pemain peninggalan pelatih Timnas U-19 sebelumnya Fakhri Husaini. Penulis sendiri pernah menulis dalam artikel dikompasiana sebelum sanksi dijatuhkan FIFA, pemain Timnas U16 dan U19 era Fakhri Husaini memiliki potensi besar untuk melebihi pencapaian Evan Dimas dkk dengan keunggulan postur tubuh yang mereka miliki. Namun semuanya harus kembali di-restart dari awal oleh Edu dengan memanfaatkan modal yang ada.
(Momen terakhir pemain Timnas U-19 era Fakhri Husaini / sumber : Harian Top Skor)
“… Saya menghubungi Fakhri Husaini, yang sebelumnya menangani Indonesia U-19. Dia siap memberikan data-data pemain yang dari segi usia dan kemampuan bisa tampil di Piala AFF U-19. Selain itu, ada pemain dari pusat pelatihan mahasiswa yang ditangani Maman Suryaman. Mereka juga bisa direkrut.” Lanjutnya sebagaimana dilansir mingguan bola.
Warisan Fakhri Husaini masih bisa untuk dijadikan referensi awal yang dikombinasikan dengan data pemain muda di Asosiasi Provinsi hingga tim PPLM bentukan Menpora RI yang diasuh Maman Suryaman. Kebetulan Kemenpora RI pernah menawarkan PSSI untuk menggunakan tim bentukan kementriannya yang memang dipersiapkan untuk pesta olahraga mahasiswa serta even summer games mendatang.
“Saya tidak punya waktu untuk blusukan seperti yang dilakukan pelatih Indra Sjafrie. Namun, hal itu bukan menjadi alasan untuk tidak memberikan yang terbaik,” tegas Eduard Tjong.
Selamat bekerja Eduard Tjong, semoga prestasi terbaik ditengah persiapan minim mampu diwujudkan ‘Garuda Jaya’ julukan Timnas U-19 era Evan Dimas dkk di Piala AFF U-19 di Vietnam mendatang.
Artikel penulis tentang Timnas U-19 Indonesia :