Memanasnya hubungan bilateral Arab Saudi dan Iran paska eksekusi salah seorang tokoh syiah Iran, Nimr Al Nime memang membuat efek yang lumayan. Pemerintah Arab Saudi telah melarang warganya melakukan kunjungan ke Iran dan mungkin berlanjut kepada hal lainnya seperti hubungan ekonomi hingga ke urusan sepakbola. Waduh kenapa masalah sepakbola jadi ikut-ikutan dibawa? Jawabannnya apalagi kalau bukan klub Arab Saudi dan Iran saling bertemu dibabak play off maupun fase grup Liga Champions Asia musim 2016 ini.
Arab Saudi dipastikan akan diwakili oleh empat klubnya yakni Al-Nassr (juara Arab Saudi Pro League 2015), Al Ahli (runner up), Al Hilal (peringkat ketiga) dan Al-Ittihad (peringkat keempat). Sedangkan Iran juga mendapat jatah empat klub di Liga Champions Asia musim ini dan akan diwakili klub Sepahan FC (Juara Iran Premier League 2015), Tractor Sazi (Runner Up), Naft Tehran (peringkat ketiga) dan Zob Ahan (peringkat keempat).
(undian babak play off dan fase grup LCA 2016/ sumber : AFC Magazine)
Klub-klub Arab Saudi menghendaki pertemuan dengan klub asal Iran dilangsungkan ditempat netral sementara PSSI-nya Iran yakni IFF menegaskan negaranya aman untuk menjadi tuan rumah pertandingan Liga Champions Asia dan mereka siap dan senang bermain di Arab Saudi. Pekan lalu klub Arab Saudi yang tampil di Liga Champions Asia mengeluarkan pernyataan yang menuntut bahwa mereka bermain Asia pertandingan Liga Champions melawan klub Iran di tempat netral.
"Arab Saudi dilarang warganya bepergian ke Iran namun olahraga tidak ada hubungannya dengan politik,” ungkap Presiden IFF, Ali Kafashian.
Lebih lanjut Kafashian membantah spekulasi bahwa negara-negara Qatar, Lebanon dan Oman telah terpilih sebagai tempat netral untuk Iran dan klub Arab Saudi pertandingan, menghilangkan rumor (yang telah dilaporkan di media Mesir).
"Konfederasi Sepak Bola Asia (AFC) belum mengkonfirmasikan hal tersebut. Pertama, kita akan menunggu mereka untuk mengumumkan keputusan mereka mengenai hal ini, maka kita akan membuat keputusan kami,” terangnya.
"Pasal 3 dan Pasal 4 dari AFC menegaskan bahwa isu-isu politik tidak harus diperluas ke sepak bola, ini bukan untuk pertama kalinya bahwa Saudi mengambil dalih semacam ini pada mengejar etis mereka. Respon terbaik adalah untuk bermain sepakbola yang kuat di lapangan dan untuk mengalahkan Arab Saudi di tanah mereka sendiri,” tegas Ketua Liga Primer Iran, Mehndi Taj soal pernyataan dari klub-klub Arab Saudi tersebut.(sumber : WorldInsideFootball)
Babak play off zona Asia Barat sendiri tidak mempertemukan wakil Arab Saudi kontra Iran karena Al- Ittihad akan berjumpa Al-Wahdat (lolos masuk grup A) sedangkan Naft Tehran bertemu dengan El Jaish (lolos masuk grup D). Permasalahan muncul difase grup dimana wakil Arab Saudi dan Iran akan saling bertemu. Al-Ittihad jika lolos akan bergabung dengan Foolad Sepahan (Iran) digrup A, sedang Naft Tehran berjumpa Al-Ahli di grup D. Sedangkan digrup C mempertemukan Al-Hilal dengan Tractorsazi Tabriz dan digrup B Al-Nassar dengan Zobahan.
(Suasana stadion TractorSazi di Iran / sumber : AFC Magazine)
Sayang memang kalau sepakbola harus kembali menderita karena konflik yang sedang terjadi antara Arab Saudi dan Irak, nasib klub mereka tentunya sedikit terganggung terkait adanya larangan berkunjung dari pemerintah Arab Saudi untuk negaranya ke Iran. Pastinya AFC sudah mempersiapkan aturan mainnya terkait kasus yang kini melanda Arab Saudi dan Iran. Walau dilaman mereka (4/Jan) masih berstatus menunggu perkembangan yang terjadi.
“AFC memantau situasi politik antara Arab Saudi dan Iran dan dampaknya terhadap perlengkapan sepakbola. Setiap keputusan yang diambil akan sesuai dengan aturan AFC dan melalui komite yang relevan,” itulah bunyi statement AFC di laman websitenya.